Kemampuan Baca Anak di NTT Butuh Perhatian Khusus

Reporter

Rabu, 27 Mei 2015 02:46 WIB

Anak warga Dusun Rampasasa berjalan berangkat Sekolah di Desa Wae Mulu, Kecamatan Wae Rii, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), 28 Februari 2015. Diketahui bahwa Pigmi Rampasa Rampasasa bukan karena kekurangan asupan vitamin atau Nutrisi tetapi karena faktor genetis. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Atambua - Kemampuan membaca anak-anak usia sekolah dasar di wilayah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, memerlukan perhatian khusus. Sebagian dari mereka yang tinggal di daerah dekat perbatasan Timor Leste itu mengalami kesulitan membaca. Salah satunya disebabkan oleh minimnya kemampuan berbahasa Indonesia. “Kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak juga rendah,” kata Manager Program Save the Children - Atambua Field Office, Harun Anggo, di Lamaknen, Belu, Selasa, 26 Mei 2015.


Menurut dia, anak-anak itu perlu dibantu untuk meningkatkan kemampuan membaca. “Mereka perlu diintervensi,” ujarnya. Maka itu, Save Children punya beberapa program peningkatan kemampuan membaca anak-anak sekolah dasar di provinsi itu, salah satunya di Lamaknen. Mereka berfokus di kelas 1-3 SD. Namun ada pula kabupaten yang menjadi lokasi program itu pendampingan dilakukan terhadap anak-anak mulai tingkat PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Ia menambahkan, persoalan keterbatasan kemampuan membaca ini juga terjadi di daerah lain di NTT.


Mereka melakukan pendampingan dengan melatih guru, relawan, siswa, hingga membentuk kelompok-kelompok membaca (reading camp) di banyak tempat di wilayah Belo. Kini ada sekitar 60 sekolah yang telah didampingi di wilayah itu. Menurut Harun, mereka menargetkan bisa menjangkau 80 sekolah pada 2016.


Maka, Festival Membaca yang mereka adakan di Lamaknen pada 26-27 Mei 2015 merupakan bagian upaya mengukur kemampuan membaca anak-anak yang mereka dampingi. Festival yang dibuka pada 26 Mei oleh Asisten Administrasi Sekretariat Daerah Belu, Ulu Emanuel, itu melibatkan lebih 300 siswa kelas 1-3 dari 26 SD di kabupaten itu. Acara tersebut menyuguhkan beragam kegiatan seperti lomba bercerita, menyusun huruf, membaca secara ekspresif dan lomba baca puisi.


Benny Giri, Koordinator Program BELAJAR (Better Literacy for Academic Result) dari Save The Children, mengatakan pihaknya pernah melakukan penilaian komprehensif atau studi terhadap 674 siswa kelas dua dari 35 sekolah dasar terpencil di Belu pada 2012. Dari situ, mereka menemukan 25 persen anak-anak tidak dapat membaca 20 kata-kata umum, 49 persen tidak dapat membaca kata-kata dari kalimat sederhana yang terdiri dari 100 kata. Lalu, 61 persen tidak dapat membaca atau menjawab pertanyaan dan memahami teks yang mereka baca.


Advertising
Advertising

Asisten Administrasi Sekretariat Daerah Belu, Ulu Emanuel, mengakui ada siswa yang punya keterbatasan dalam kemampuan membaca. “Ada anak-anak Belu yang diekspose tamat SD tidak bisa membaca. Itu ada, tapi kasus. Rata-rata mereka sudah bisa membaca,” ujar Ulu. Menurut dia, data buta huruf di daerahnya sudah berada di bawah lima persen dari 231 ribu penduduk Belu. Itu pun terjadi pada orang-orang berusia lanjut.


Adapun Camat Lamaknen, P.H. Mau Leto, mengatakan persoalan pendidikan di wilayah itu adalah sumber daya manusia, termasuk masyarakat yang kesadarannya minim untuk mendukung pendidikan anaknya. Persoalan lain adalah guru, terutama untuk sekolah dasar. “Di daerah-daerah terpencil anak tamat SMA terpaksa mengabdi menjadi guru,” ujarnya.


Adapun jarak tempuh anak-anak ke sekolah tidak persoalan lagi. Sebab, menurut dia, di banyak tempat sudah ada sekolah dasar.


MUSTAFA ISMAIL

Berita terkait

Sahira Hotels Group Berkolaborasi Tangani Anak Putus Sekolah di Bogor Raya

15 hari lalu

Sahira Hotels Group Berkolaborasi Tangani Anak Putus Sekolah di Bogor Raya

Sahira Hotels Group berkomitmen untuk mendukung program pemenuhan hak anak, terutama dalam hal pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kabupaten Tangerang Catat 21 Ribu Siswa Putus Sekolah dengan Berbagai Alasan

15 November 2023

Kabupaten Tangerang Catat 21 Ribu Siswa Putus Sekolah dengan Berbagai Alasan

puluhan ribu pelajar yang putus sekolah itu merupakan data hingga Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Cerita Bayu, Santri yang Ingin Terus Sekolah Demi Jadi Pengusaha dan Guru Ngaji

15 November 2023

Cerita Bayu, Santri yang Ingin Terus Sekolah Demi Jadi Pengusaha dan Guru Ngaji

Menurut Bayu, bantuan PIP sangat berarti untuk melanjutkan sekolah.

Baca Selengkapnya

UNICEF: Jutaan Anak di Burkina Faso Putus Sekolah karena Dampak Konflik

3 Oktober 2023

UNICEF: Jutaan Anak di Burkina Faso Putus Sekolah karena Dampak Konflik

Menurut laporan UNICEF, jutaan anak di Burkina Faso putus sekolah karena ketidakamanan yang disebabkan oleh konflik.

Baca Selengkapnya

Jajaran Dinas Pendidikan dan Kepala SMA/SMK di Jawa Timur Wajib Jadi Orang Tua Asuh

1 Agustus 2023

Jajaran Dinas Pendidikan dan Kepala SMA/SMK di Jawa Timur Wajib Jadi Orang Tua Asuh

Dari program ini, anak putus sekolah dan berasal dari keluarga tidak mampu yang diangkat oleh orang tua asuh bisa sekolah di tingkat SMA/SMK.

Baca Selengkapnya

700 Anak SMP di Pandeglang Putus Sekolah, Penyebabnya Bullying Hingga Kekerasan Seksual

29 Juli 2023

700 Anak SMP di Pandeglang Putus Sekolah, Penyebabnya Bullying Hingga Kekerasan Seksual

Ada banyak faktor yang menyebabkan anak putus sekolah di Pandeglang.

Baca Selengkapnya

52 Anak Tidak Sekolah di Kota Magelang Ditangani, Ada karena Faktor Ekonomi Hingga Trauma

9 Juli 2023

52 Anak Tidak Sekolah di Kota Magelang Ditangani, Ada karena Faktor Ekonomi Hingga Trauma

Sebanyak 52 anak tidak sekolah (ATS) tersebar di tiga kecamatan dan 17 kelurahan di Kota Magelang.

Baca Selengkapnya

PPDB DKI Disebut Berpotensi Sebabkan Hampir 170 Ribu Anak Putus Sekolah Tahun Ini

21 Juni 2023

PPDB DKI Disebut Berpotensi Sebabkan Hampir 170 Ribu Anak Putus Sekolah Tahun Ini

Kopaja beberkan persoalan di PPDB DKI dan PPDB Bersama.

Baca Selengkapnya

40 Persen Lulusan SMA Ini Tak Sanggup Lanjut Kuliah, Ini yang Dilakukan Sekolah

13 Februari 2023

40 Persen Lulusan SMA Ini Tak Sanggup Lanjut Kuliah, Ini yang Dilakukan Sekolah

Data itu dari hasil survei sekolah ke kalangan siswa kelas yang berjumlah 396 orang. Mereka tak lanjut kuliah karena persoalaan biaya.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Kembali Kucurkan Bantuan Pendidikan

26 November 2022

Mas Dhito Kembali Kucurkan Bantuan Pendidikan

Total anggaran yang dikucurkan pada tahap ini lebih dari 3 miliar rupiah.

Baca Selengkapnya