Ternyata Banyak TKI Terjebak Gaya Hidup Konsumtif  

Reporter

Senin, 25 Mei 2015 07:20 WIB

Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, menjawab pertanyaan wartawan usai meandatangani surat berita acara serah terima jabatan di Kantor BNP2TKI, Jakarta, 28 November 2014. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menyayangkan masih banyaknya tenaga kerja Indonesia (TKI) yang memiliki pola hidup konsumtif. Hal ini menyebabkan keuangan mereka kurang terkontrol saat mereka berada di negeri seberang.

“Banyak yang terjebak pola hidup konsumtif, sehingga mau pulang jadi malu,” katanya saat menghadiri pembukaan program edukasi di Sekolah Republik Indonesia Tokyo.

Para TKI itu, kata Nusron, malu pulang ke Tanah Air lantaran tidak memiliki uang lebih. Mereka memilih menetap lebih lama di negeri seberang walau tak memenuhi syarat administrasi sesuai dengan hukum.

Ia mengatakan menjadi TKI seharusnya hanya sebagai jembatan menuju kesuksesan dalam menata masa depan. “Jangan sampai orang menjadi TKI seumur hidup,” katanya dalam keterangan tertulis, Ahad, 24 Mei 2015.

Nusron mengimbau agar uang yang sudah didapat dari bekerja sebagai TKI bisa disisihkan untuk menjadi modal usaha setelah kembali ke Tanah Air. “Harus mulai berusaha jadi pengusaha.”

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BNP2TKI memberikan edukasi keuangan dan kewirausahaan bagi TKI di berbagai negara, termasuk di Jepang. Pekan lalu kegiatan serupa juga dilakukan OJK dan BNP2TKI di Hong Kong bersama Bank Mandiri serta di Taiwan bersama Bank Negara Indonesia.

Materi yang diberikan kepada para TKI ini berupa pengenalan lembaga dan produk jasa keuangan, seperti perbankan, asuransi, pembiayaan, pasar modal, dan lembaga keuangan mikro. Ada pula materi tentang perencanaan dan pengelolaan keuangan.

Nusron mendukung adanya pemberian edukasi keuangan ini kepada masyarakat Indonesia yang sedang bekerja di negeri seberang. Sebab banyak TKI yang rela berutang untuk bekerja di negeri orang. “Saat kembali ke Tanah Air pun mereka malah jual tanah, karena tidak bisa mengelola keuangannya,” kata Nusron.

Di Jepang ada sekitar 30 ribu warga negara Indonesia. Sebanyak 14 ribu di antaranya merupakan pekerja yang bekerja dengan mekanisme kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Jepang. Ada yang menjadi tenaga magang di perusahaan manufaktur, konstruksi, jasa, atau pertanian. Ada juga yang menjadi tenaga perawat. Gaji mereka 120-250 ribu yen atau sekitar Rp 15-30 juta per bulan.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

16 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

Departemen Imigrasi Malaysia Tangkap 130 WNI Tak Berdokumen

19 Februari 2024

Departemen Imigrasi Malaysia Tangkap 130 WNI Tak Berdokumen

Kementerian Luar Negeri mengatakan KBRI belum menerima notifikasi kekonsuleran tentang penangkapan 130 WNI di Selangor, Malaysia.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Anggota DPR Ribka Tjiptaning terkait Kasus Dugaan Korupsi Sistem Proteksi TKI

2 Februari 2024

KPK Periksa Anggota DPR Ribka Tjiptaning terkait Kasus Dugaan Korupsi Sistem Proteksi TKI

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan anggota DPR Ribka Tjiptaning diperiksa sebagai saksi.

Baca Selengkapnya

Migrant Care: Ada WNI Pulang Kampung Masih Terdaftar DPT Johor Bahru

2 Februari 2024

Migrant Care: Ada WNI Pulang Kampung Masih Terdaftar DPT Johor Bahru

Migrant Care menyatakan menemukan fakta menakjubkan tentang DPT ganda. Ada pekerja migran yang sudah kembali ke Indonesia masih terdaftar dalam DPT.

Baca Selengkapnya

KPK Tetapkan 3 Tersangka Korupsi Pengadaan Sistem Proteksi TKI, 2 di Antaranya Pejabat Kemnaker

25 Januari 2024

KPK Tetapkan 3 Tersangka Korupsi Pengadaan Sistem Proteksi TKI, 2 di Antaranya Pejabat Kemnaker

Dua pejabat Kemnaker, Reyna Usman dan I Nyoman Darmanta ditahan selama 20 hari pertama, terhitung sejak 25 Januari 2024, di Rutan KPK.

Baca Selengkapnya

Pekerja Migran di Hong Kong Komplain Pemilu 2024: Online Shop saja Tak Sekacau Ini

19 Januari 2024

Pekerja Migran di Hong Kong Komplain Pemilu 2024: Online Shop saja Tak Sekacau Ini

Sejumlah permasalahan ditemukan dalam pelaksanaan pemilu 2024 di wilayah Hong Kong

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Janjikan Perlindungan TKI di Malaysia: Termasuk Pekerja yang Dianggap Ilegal

9 Desember 2023

Mahfud MD Janjikan Perlindungan TKI di Malaysia: Termasuk Pekerja yang Dianggap Ilegal

Calon wakil presiden Mahfud MD menjanjikan perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, termasuk TKI yang dianggap ilegal.

Baca Selengkapnya

2.653 Anak Pekerja Migran Indonesia di Sarawak Malaysia Ikuti Pendidikan di CLC

28 November 2023

2.653 Anak Pekerja Migran Indonesia di Sarawak Malaysia Ikuti Pendidikan di CLC

CLC menyediakan pendidikan alternatif kepada anak-anak pekerja migran Indonesia yang berada di perkebunan di Malaysia.

Baca Selengkapnya

Jadi TKI Legal, Ini Syarat dan Tahapan yang Harus Dipenuhi Pekerja Migran Indonesia

24 November 2023

Jadi TKI Legal, Ini Syarat dan Tahapan yang Harus Dipenuhi Pekerja Migran Indonesia

Cara menjadi TKI legal di luar negeri dengan langkah-langkah dan syarat yang harus dilengkapi. Ikuti tahapan dan dokumen yang harus disiapkan.

Baca Selengkapnya

Polisi Bogor Bongkar Praktik Perusahaan TKI Ilegal, Berawal dari Laporan Warga Tegal

11 November 2023

Polisi Bogor Bongkar Praktik Perusahaan TKI Ilegal, Berawal dari Laporan Warga Tegal

Sudah bayar Rp 60 juta gagal jadi TKI di Jepang gara-gara visa turis ditolak di Imigrasi. Ada yang berhasil, ada banyak juga yang gagal.

Baca Selengkapnya