TEMPO.CO, Pekanbaru - Kepala Bidang Penyidikan dan Penindakan Kepabeanan Bea dan Cukai Wilayah Riau Agus Wahyono meragukan beras plastik yang ditemukan di Indonesia merupakan selundupan dari luar negeri. Agus mengatakan biaya angkut bahan pokok cukup mahal, belum lagi risiko perjalanan laut yang tidak memungkinkan dari segi keuntungan.
"Kemungkinan dari luar negeri sangat keci,l mengingat biaya angkutnya mahal," kata Agus, Sabtu, 23 Mei 2015.
Menurut Agus, komoditas beras termasuk kebutuhan bahan pokok yang cukup mahal. Untuk itu, perlu dipertimbangkan biaya angkutnya, seperti kebutuhan bahan bakar, risiko perjalanan, dan kerusakan kapal di tengah laut. Agus menuturkan kecenderungan para penyelundup memasukkan barang ilegal ke Indonesia mencari keuntungan yang lebih besar.
Berbeda halnya dengan barang elektronik dan bawang merah yang kerap kali masuk Riau. Di negeri jiran, ucap Agus, barang elektronik yang telah rusak tidak dapat dibuang sembarangan lantaran pemerintah setempat memiliki aturan yang ketat soal kebersihan.
Di sana, tutur Agus, barang bekas atau limbah yang dibuang bakal dikenai pajak. Barang bekas itu kemudian diperbaiki dan bisa dijual di Indonesia dengan harga tinggi. Begitu juga dengan bawang merah.
Agus menjelaskan, produksi bawang merah di Malaysia cukup tinggi, sehingga kerap kali menumpuk dan membusuk karena tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama. Harga bawang merah di Malaysia lebih murah dibanding di Indonesia. Harga per kilogram bawang merah di Malaysia Rp 1.500, terutama saat produksinya melimpah. Sedangkan di Indonesia bisa mencapai Rp 28 ribu.
Hal itu dimanfaatkan warga Indonesia yang berada di daerah kepulauan mencari keuntungan dengan menyelundupkan bawang merah melalui pelabuhan “tikus” yang tidak terpantau petugas. “Dari pada barang terbuang sia-sia dan dikenai pajak, mereka berpikir lebih baik dijual, bagaimanapun caranya,” kata Agus.
Meski demikian, Bea-Cukai Wilayah Riau perlu memperketat penjagaan di wilayah pesisir timur Riau untuk mengantisipasi peredaran beras impor oplosan yang diduga dari luar negeri.
Pada pertengahan pekan ini, beras berbahan dasar plastik ditemukan di Pasar Tanah Merah, Perumahan Mutiara Gading Timur, Kecamatan Mustikajaya, Bekasi, Jawa Barat. Itu diketahui setelah dilakukan pengujian di laboratorium milik PT Sucofindo.
RIYAN NOFITRA
Berita terkait
Cara Mencegah Munculnya Kutu Beras
26 Februari 2024
Kutu beras biasa ditemukan pada tanaman di ladang sebelum panen, namun biasanya baru terlihat beberapa waktu kemudian, setelah pengolahan.
Baca SelengkapnyaPakar Teknologi Pangan IPB Jelaskan Soal Heboh Beras Plastik
13 Oktober 2023
Slamet Budijanto mengatakan informasi beras plastik yang beredar di masyarakat dan menjadi perbincangan banyak orang adalah hoax.
Baca SelengkapnyaHeboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul
11 Oktober 2023
Wakil Ketua Pusat Halal UGM Nanung Danar Dono menyebut informasi yang beredar di media sosial terkait peredaran beras plastik adalah hoaks.
Baca SelengkapnyaPolres Cianjur Telusuri Laporan Biji Plastik di Beras Bantuan Kemensos
30 September 2020
Polres Cianjur, Jawa Barat, kembali mendapat laporan terkait biji plastik yang ditemukan dalam karung beras bantuan Kementerian Sosial
Baca SelengkapnyaHeboh Soal Beras Plastik, Bulog Jamin Kualitas Beras Bansos
23 September 2020
Bulog menjamin beras bansos tak mengandung plastik.
Baca SelengkapnyaViral Nasi Plastik di RM Padang, Polisi: Tak Ada Bukti
29 Agustus 2017
Polisi tidak menemukan bukti adanya nasi plastik di rumah makan Padang di Jakarta Pusat yang videonya viral.
Baca SelengkapnyaTip Mengolah Beras agar Terhindar dari Zat Kimia
15 Mei 2016
Chef Yanuar Demi dari Crowne Plaza Hotel Bandung berbagi tip agar beras bersih dari zat kimia berbahaya.
Baca SelengkapnyaBenda Mencurigakan di Kantor Agama Tangsel Ternyata Kamera
2 Oktober 2015
Benda mencurigakan yang berada di dalam kantong plastik berwarna merah telah diidentifikasi tim Gegana Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaBeras ini Ternyata Mengandung Pewangi Pandan dan Bahan Hama
27 Juni 2015
Beras ini sebenarnya adalah beras non organik bermerk Burung Dara yang berasal dari Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaBeras Plastik Simpang-Siur, Begini Nasib Penemunya
31 Mei 2015
Markas Besar Kepolisian RI akan mengirim sampel beras tersebut ke Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bogor.
Baca Selengkapnya