Pansel KPK Semua Perempuan, Saldi Isra: Jalan Tengah Jokowi  

Reporter

Kamis, 21 Mei 2015 20:37 WIB

Saldi Isra. TEMPO/Adri Irianto

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat hukum tata negara Universitas Andalas, Saldi Isra, menilai penetapan sembilan nama anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi merupakan cara Presiden Joko Widodo menghindari konflik dengan parlemen.

Menurut Saldi, sembilan nama yang dipilih Jokowi dinilai memiliki posisi netral terhadap polemik pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK. "Mereka ini mendukung pemberantasan korupsi, meski tidak muncul di depan saat polemik KPK. Jadi tak akan memancing isu macam-macam," kata Saldi, Kamis, 21 Mei 2015.

Saldi menyatakan polemik nama Pansel KPK sudah muncul saat susunan nama diusung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta Sekretariat Negara. Sejumlah nama juga langsung mendapat penolakan dari masyarakat, seperti Romli Atmasasmita dan Jimly Asshidiqie.

Adapun sembilan nama wanita yang dipilih Jokowi relatif netral. "Saya kenal sebagian besar anggota Pansel itu. Mereka orang yang berkualitas," ujar Saldi. Dia juga mengapresiasi langkah Jokowi dengan menyebut tim Pansel sebagai eksperimen menarik. Terutama, menurut dia, karena Jokowi mampu meredam sejumlah kepentingan yang tampak saling tarik antara kelompok yang pro dan kontra terhadap KPK saat pemilihan anggota Pansel.

Susunan Pansel menjadi penting untuk menghindari isu atau penolakan terhadap hasil seleksi yang digelar. Nama-nama yang lolos sebagai calon pimpinan KPK juga akan menemui hambatan jika parlemen tak percaya terhadap tim Pansel. Karena itu, Pansel memang harus berisi orang yang memiliki semangat antikorupsi tapi tak terlalu mencolok membela KPK atau sebaliknya.

"Banyak isu yang bisa ‘digoreng’ kalau nama-nama yang dipilih kontroversial. Tapi nama-nama yang dipilih Jokowi memang titik yang paling tengah dan netral," ucap Saldi.

Meski demikian, Saldi enggan memperkirakan apa yang akan terjadi pada Pansel yang semua anggotanya perempuan. Menurut dia, tak ada tolak ukur dari sisi gender untuk menghitung tingkat keberhasilan atau dinamika yang terjadi.

Hanya, dia menyatakan, tim ini butuh bantuan dari orang-orang yang cukup berpengalaman dalam panitia seleksi dan pemberantasan korupsi. Sebab, satu-satunya nama yang cukup dekat dengan sistem dan proses pansel pimpinan lembaga hanyalah Harkristuti Haskrisnowo.

Selain itu, semua anggota pansel tersebut harus mampu bertahan dari seluruh tarikan kepentingan kelompok dan golongan selama proses seleksi. "Saya yakin mereka bisa," tutur Saldi.

Sembilan anggota Pansel KPK adalah Destry Damayanti yang merupakan ekonom dan ahli keuangan. Ia ditunjuk sebagai Ketua Pansel. Selain itu, ada Enny Nurbaningsih (pakar hukum tata negara dan Ketua Badan Pembinaan Hukum Nasional) yang bertindak sebagai Wakil Ketua Pansel. Ada juga Harkristuti Harkrisnowo (pejabat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia), Betti Alisjahbana (ahli teknologi dan informasi asal ITB), dan Yenti Ganarsih (pakar pencucian uang).

Nama lainnya adalah Supra Wimbarti (psikolog), Natalia Subagyo (ahli tata kelola pemerintahan), Diani Sadiawati (pejabat di Bappenas), dan Meuthia Ganie Rochman (ahli sosiologi korupsi dan modal sosial).

FRANSISCO ROSARIANS


Berita terkait

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

6 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

8 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

16 jam lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

1 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

1 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

1 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

2 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

2 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya