TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan bahwa kecelakaan helikopter militer Pakistan dalam perjalanan ke Gilgit-Baltistan, yang menewaskan salah satunya istri Dubes Indonesia, bukan karena ulah Taliban.
"Tidak ada (Taliban). Kalau pemerintah Pakistan bilang tidak ya berarti tidak," ujar Kalla, ketika ditemui di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Senayan, Sabtu, 9 Mei 2015.
Diberitakan sebelumnya, helikopter militer Pakistan mengalami kecelakaan saat mencoba melakukan pendaratan darurat di bagian utara Pakistan kemarin, 8 Mei 2015. Saat itu helikopter tersebut sedang menuju daerah Gilgit-Baltistan di area sengketa Kashmir.
Media lokal Pakistan mengatakan ada 11 warga asing dan enam warga Pakistan di dalam helikopter yang gagal mendarat darurat. Beberapa di antaranya adalah istri Dubes Malaysia, Dubes Filipina, Dubes Norwegia. Selain istri Dubes Indonesia, Dubes Norwegia Leif H. Larsen dan Dubes Filipina Domingo D. Lucenario ikut menjadi korban.
Taliban Pakistan mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penembakan itu. Mereka berdalih mengincar Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif. Namun Menteri Pertahanan Pakistan Khawaj Asif segera menepisnya dengan mengatakan helikopter itu mengalami kerusakan teknis.
Kalla mengatakan dirinya juga menerima informasi serupa dari Kementerian Luar Negeri. Karena itu, saat ini ia berkesimpulan bahwa tak ada keterlibatan organisasi teroris Taliban dalam kecelakaan di Pakistan.
"Ya tentu kami turut berduka cita atas apa pun yang terjadi. Tempat itu (Gilgit Baltistan) kan prematur," ujar Jusuf Kalla.
ISTMAN MP
Berita terkait
Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah
1 hari lalu
Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI
Baca SelengkapnyaKementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan
3 hari lalu
Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024
Baca SelengkapnyaOtoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar
6 hari lalu
Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional
Baca SelengkapnyaRusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat
6 hari lalu
Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita
Baca SelengkapnyaWNI Selamat dalam Gempa Taiwan
7 hari lalu
Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini
Baca SelengkapnyaIOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI
7 hari lalu
IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI
Baca Selengkapnya23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award
7 hari lalu
Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia
14 hari lalu
Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?
Baca SelengkapnyaKemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB
15 hari lalu
Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.
Baca SelengkapnyaMenteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel
17 hari lalu
Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah
Baca Selengkapnya