Delapan kantong jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 diletakan di dek KRI Banda Aceh, 3 Januari 2014. Jenazah akan dievakuasi ke Pangkalan Bun, Kalimantan Selatan, dan diterbangkan ke Surabaya untuk diidentifikasi. TEMPO/Dian Triyuli
TEMPO.CO, Kotawaringin Barat - Untuk mengenang tragedi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, akhir Desember 2014, Pemerintah Daerah Kotawaringin Barat membangun monumen peringatan keselamatan penerbangan, Rabu, 15 April 2015. Acara yang digelar di Pendapa Kabupaten Kotawaringin Barat itu bertajuk peletakan batu pertama pembangunan monumen keselamatan penerbangan dan penyerahan penghargaan.
Turut hadir dalam acara itu Kepala Basarnas F.H.B. Soelistyo, Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Achmad Diran, Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah Brigadir Jenderal Bambang Hermanu, Komandan Komando Resor Militer 102/Panju Panjung Kolonel Sulaiman Agusto, Bupati Kotawaringin Barat Ujang Iskandar, serta perwakilan dari Singapura dan Australia.
Bupati Ujang Iskandar mengatakan pembangunan monumen keselamatan penerbangan itu dimaksudkan untuk memfasilitasi kerabat para korban mengenang kembali anggota keluarganya yang telah meninggal dunia. "Dengan adanya monumen ini diharapkan keluarga dan pemerintah melakukan tabur bunga setiap 28 Desember, sekaligus membicarakan bagaimana keselamatan penerbangan ke depannya di Indonesia," ujar Ujang.
Direktur utama PT AirAsia Indonesia Sunu Widiyatmoko mengatakan, sejak beroperasinya AirAsia di Indonesia pada 2004, baru kali ini pesawat maskapai tersebut mengalami musibah tragis. "Kami sangat syok atas musibah tersebut," katanya.
Sunu mengapresiasi kepedulian masyarakat Kotawaringin Barat yang ikut membantu pihak-pihak terkait mencari keberadaan korban di tengah laut. "Masyarakat Kotawaringin Barat mungkin tidak mengenal AirAsia, tapi mereka peduli dan terus membantu kami tanpa pamrih," tutur Sunu.
Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Achmad Diran menambahkan, pembangunan monumen tersebut sekaligus memberikan penghargaan kepada tim Badan SAR Nasional sebagai apresiasi atas jasa-jasa mereka menemukan jenazah penumpang dan bangkai pesawat. "Semoga apa yang dilakukan semua pihak dapat menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia dalam melakukan pencarian dan penyelamatan setiap kecelakaan," ujarnya.