Polisi Curigai Kegiatan Jemaah di Villa Kaki Gunung Arjuna
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Rabu, 18 Maret 2015 22:00 WIB
TEMPO.CO, Batu--Kepolisian Resor Batu, Jawa Timur mencurigai rombongan jemaah ibadah umrah yang menginap di sebuah vila di Kecamatan Songgoriti, Kota Batu. Sebagian jemaah diketahui merupakan warga Mesuji, Lampung. Awalnya polisi curiga jemaah ini simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Polisi kemudian meminta keterangan pemimpin rombongan, Agus Santoso, warga Lumajang. "Tidak ada keterlibatan mereka dengan ISIS," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Batu Ajun Komisaris Bambang Samsudin, Rabu 18 Maret 2015.
Agus dimintai keterangan selama lima jam mulai pukul 19.00 WIB, Selasa 17 Maret 2015. Rombongan terdiri dari 260 orang, 47 di antaranya warga Mesuji dan selebihnya warga Jawa Timur. Rombongan yang sebagian besar laki-laki dewasa itu menginap di villa Songgoriti sejak Senin, 16 Maret 2015. "Meski mereka tak ada keterlibatan dengan ISIS, tapi kami tetap waspada," ujar Bambang.
Agus Santoso menyangkal rombongannya simpatisan ISIS. Ihwal keberadaan rombongan di kaki Gunung Arjuna itu, Agus mengaku karena mendapat amanah dari ayah tirinya yang bernama Muhammad Edi untuk melunasi utang jemaah. Setiap jemaah memiliki utang antara Rp 100 juta sampai Rp 10 miliar. Mereka diajari salat, jujur, berbuat baik dan tak melukai orang lain. Edi, katanya, merupakan pengusaha kepala sawit yang tinggal di Jakarta.
Menurut Agus, Edi bersedekah kepada jemaah sesuai ajaran Islam. Edi berjanji akan menemui para jemaah. Awalnya, pengikutnya sebanyak 600 orang. Sebanyak 260 orang menginap di villa Songgoriti, selebihnya tinggal di rumah masing-masing. Mereka berkumpul sejak September 2014.
Selama ini mereka berpindah tempat. Awalnya menginap di Hotel Serayu Kota Malang, lalu pindah ke Hotel Hotel Antariksa, dan terakhir Songgoriti. Setelah utang jemaah dilunasi, katanya, Edi akan memberangkatkan mereka beribadah umrah gratis. Peserta hanya dimintai uang Rp 150 ribu untuk administrasi.
"Selama ikut saya semua dibiayai, penginapan dan makan. Kami sudah mengeluarkan Rp 18 miliar," kata Agus. Edi, katanya, adalah seorang mualaf. Setelah memeluk Islam ia memperbanyak sedekah. Uang tersebut, ujar Agus, berasal dari kantong Edi.
Namun, sejauh ini belum ada jemaahnya yang diberangkatkan ibadah umroh. Adapun 47 orang jamaah asal Mesuji telah dipulangkan untuk menceritakan ke keluarganya bahwa mereka tak ada sangkut-pautnya dengan ISIS.
EKO WIDIANTO