TEMPO.CO,Malang - Pemerintah Kota Batu bakal membentuk unit pelaksana teknis daerah (UPTD) pengolah air limbah rumah tangga. UPTD yang berada di bawah koordinasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang ini akan menangani limbah domestik, seperti air cucian, air mandi, dan tinja. "Semua limbah domestik diolah, jangan dibuang ke sungai," kata Wali Kota Batu Eddy Rumpoko, Jumat,27 Februari 2015.
Wali Kota Batu telah menandatangani Peraturan Wali Kota Nomor 19 Tahun 2014 tentang UPTD air limbah domestik itu. Sejumlah tenaga telah dilatih untuk menangani limbah rumah tangga. Sebanyak 36 unit IPAL komunal dibangun di kampung-kampung. Air limbah domestik akan menghasilkan gas metana dan bio-slurry untuk pupuk. Sedangkan air limbah yang telah diolah dipastikan memenuhi standar baku mutu saat dibuang ke aliran sungai.
Masyarakat diminta tidak membuang limbah domestik langsung ke sungai. Terutama warga permukiman padat. Sebab, Batu berada di kawasan hulu, sementara tingkat pencemaran di aliran Sungai Brantas sudah tergolong tinggi.
Aliran Sungai Brantas tercemar ringan akibat limbah domestik. Akibat pencemaran ini, airnya keruh berwarna kecokelatan dan biotanya berkurang. "Serangga air seperti ganggang air (Chlorophyceae) sulit dijumpai," kata guru biologi Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Malang, Tipuk Ujianti.
Tipuk dan sejumlah siswanya telah meneliti tingkat pencemaran aliran Sungai Brantas di Kota Malang. Ganggang air, kata dia, merupakan tumbuhan air yang menjadi indikator bagus-tidaknya suatu perairan. Jika tak ada ganggang air, berarti suatu perariran telah tercemar parah. Pencemaran sebagian besar berasal dari limbah rumah tangga. Penyebabnya, masyarakat yang bermukim di sepadan sungai membuang sampah ke sungai.
Kepala Bagian Lingkungan Perum Jasa Tirta 1 Inni Dian Rohani mengatakan kandungan oksigen terlarut di Sungai Brantas tinggi. Kandungan oksigen terlarut menunjukkan bahwa kualitas Sungai Brantas bagus. Semakin tinggi kandungan oksigen terlarutnya, semakin bagus kualitas air sungai. "Kawasan hulu Sungai Brantas masih cukup bagus " katanya.
Namun, saat musim kemarau, debit dan kualitas airnya menurun, sehingga harus dipantau dan diperiksa secara intensif. Pemantauan kualitas air dilakukan Perum Jasa Tirta 1 secara periodik mulai hulu sampai hilir.
Aliran sungai yang berpotensi tercemar, seperti di Bendungan Sutami dan Kali Surabaya, dipantau sepekan sekali. Sungai di daerah yang banyak berdiri industri juga dipantai. Sebab, industri berpotensi membuang limbah cair langsung ke sungai.
Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri
30 November 2022
Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri
Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.