Kesultanan Ternate Kisruh, Gelar Permaisuri Sultan Dicabut  

Reporter

Jumat, 27 Februari 2015 10:55 WIB

Anggota DPD termuda, Riri Damayanti (tengah) bersama Anggota DPD tertua, Mudaffar Sjah (kiri) memimpin Sidang Paripurna Pelantikan dan Sumpah Jabatan Anggota MPR/DPR/DPD di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 1 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Konflik di Kesultanan Ternate terus berlanjut. Gelar permaisuri Sultan Ternate, Boki Nitha Budi Susanti, dicabut sesuai dengan hukum adat yang berlaku di Kesultanan Ternate karena dia dianggap memalsukan identitas anak Sultan Ternate untuk merebut takhta kerajaan.

Kimalaha Tomagola Kesultanan Ternate, Munir Amal Tomagola, di Ternate, Jumat, 27 Februari 2015, mengatakan status Nitha Budhi Susanti, yang saat ini masih tercatat sebagai istri sah mendiang Sultan Ternate Mudaffar Sjah, dinyatakan batal demi hukum adat. Nita juga diharamkan menginjakkan kakinya di Kesultanan Ternate jika berkeinginan merebut takhta Kesultanan.

"Tidak akan diterima kalau dia datang hanya untuk itu. Selain untuk silaturahmi atau apa, tidak mungkin kita bisa terima. Saya curiga dia datang hanya untuk kekuasaan, jadi jangan bermimpi untuk jadi sultan di Kesultanan Ternate, saya tegaskan itu. Jadi dia jangan coba-coba kalau mau datang hanya dengan niat seperti itu," ujarnya.

Selain mencabut gelar, Kesultanan Ternate juga tidak lagi mengaku adanya kolano madoru(sultan muda), karena pengangkatan kolano madoru itu bertentangan dengan konstitusi adat. Konstitusi adat menyatakan sultan diangkat dan diberhentikan oleh bobato 18 sebagai anggota legislatif. Jadi tidak ada mekanisme sultan mengangkat sultan biarpun ada kevakuman.

Untuk saat ini, karena keadaan Kesultanan Ternate sedang normal dan tidak darurat seperti dahulu, semua keputusan menyangkut perangkat Kesultanan idealnya harus memenuhi sidang bobato 18.

"Jadi kita tegas menolak dia. Tidak ada kolano madoru. Jadi saya harapkan kepada aparat keamanan, dalam hal ini kepolisian, bahwa boki sudah tidak ada lagi. Nita sudah bukan lagi boki, karena jadi boki itu harus jelas, boki itu harus anaknya sultan atau anaknya raja, baru bisa kawin sama sultan, baru bisa diangkat menjadi boki," ujarnya.

Yang terjadi saat ini, kata Munir, Nita bukan anak raja. "Dia mengaku sebagai orang keraton dari Solo dan ditanya, ternyata bohong, mengaku sebagai orang Yogya dan tidak ada, jadi sejak awal batal secara adat," ujarnya.

ANTARA

Berita terkait

Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

2 hari lalu

Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

Universitas Brawijaya akan membuka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin, China untuk mendorong pengenalan bahasa

Baca Selengkapnya

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

5 hari lalu

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

Pakar mengatakan kebaya bisa menjadi identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan dengan sejarah panjang busana di Nusantara.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

5 hari lalu

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?

Baca Selengkapnya

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

7 hari lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

18 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

22 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

58 hari lalu

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

8 Maret 2024

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya