Diusulkan Jadi Kepala BIN, Ini Tanggapan Andreas Pareira

Reporter

Editor

Budi Riza

Rabu, 25 Februari 2015 07:59 WIB

Direktur Program Imparsial, Al Araf. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Andreas Pareira, mengatakan tidak keberatan namanya masuk dalam bursa calon Kepala Badan Intelijen Negara oleh sejumlah aktivis lembaga swadaya masyarakat. "Tidak ada masalah. Kalau dicalonkan, tentu saya siap," ujar Andreas saat dihubungi, Selasa, 24 Februari 2015.

Menurut Andreas, tidak ada larangan bagi kelompok masyarakat maupun lembaga untuk mengusulkan calon Kepala BIN. Namun keputusan akhir tetap ada di tangan Presiden Joko Widodo. Hingga kini, Andreas menyebutkan belum ada komunikasi khusus dari internal partai apalagi dari istana terkait dengan calon Kepala BIN ini.

Menurut Andreas, bila Presiden menunjuknya menjadi Kepala BIN, hal pertama yang akan dilakukannya adalah meformasi internal. Andreas mengakui selama ini kepercayaan masyarakat terhadap BIN terus menurun.

Padahal, menurut Andreas, BIN harusnya menjadi lembaga strategis negara besar seperti Indonesia. "Kita perlu membangun BIN menjadi badan intelijen dengan kredibilitas yang tinggi."

BIN, menurut Andreas, juga perlu bertransformasi menjadi lembaga yang lebih luwes dalam menyikapi berbagai perubahan. "Dengan tantangan yang berubah, posisi intelijen harus menyesuaikan diri dengan segala perkembangan," kata Andreas.

Sebelumnya, nama Andreas dicalonkan LSM yang bergerak pada bidang HAM, Imparsial. Andreas bersama tiga calon lainnya; yaitu pensiunan TNI, Agus Widjojo; peneliti politik LIPI, Ikrar Nusa Bhakti; dan politikus PDIP, Tubagus Hasanuddin; dianggap lebih layak dibandingkan tiga nama calon Kepala BIN yang kini digadang-gadang.

Tiga nama yang digadang itu adalah mantan Wakil Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Fachrul Razi, mantan Wakil Kepala BIN As'ad Said Ali, dan mantan Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal Purnawirawan Sjafrie Sjamsoeddin.

Direktur Setara Institute Hendardi mengatakan ketiga nama itu jelas diduga terlibat pelanggaran hak asasi manusia. Fachrul Razi, kata Hendardi, diduga terlibat kasus pelanggaran HAM era transisi pemerintahan Presiden Soeharto ke Presiden B.J. Habibie. "Begitu pula dengan Sjafrie Sjamsoeddin," kata Hendardi.

Hendardi juga menuduh As'ad Said Ali terlibat pelanggaran hak asasi manusia atas kasus pembunuhan Munir Said Thalib pada tahun 2004. Sejumlah bukti menunjukkan Munir meninggal akibat aksi intelijen BIN. As'ad yang ketika itu menjabat Wakil Ketua BIN diduga terlibat.

IRA GUSLINA SUFA

Berita terkait

Gelar Nobar Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024, BIN Sebut Perjalanan Timnas U-23 Indonesia Luar Biasa

7 hari lalu

Gelar Nobar Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024, BIN Sebut Perjalanan Timnas U-23 Indonesia Luar Biasa

Setelah gagal ke final Piala Asia U-23 2024 usai dikalahkan Uzbekistan, timnas U-23 Indonesia kejar posisi ketiga demi tiket Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

12 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

14 hari lalu

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Menyatakan Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Seorang Intel BIN

33 hari lalu

TPNPB-OPM Menyatakan Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Seorang Intel BIN

Juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom, menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas pembunuhan seorang intel BIN.

Baca Selengkapnya

Respons Yusril Soal Anggota Timnya Minta MK Panggil Kepala BIN

34 hari lalu

Respons Yusril Soal Anggota Timnya Minta MK Panggil Kepala BIN

Yusril mengatakan, anggotanya yang meminta agar MK memanggil Kepala BIN Budi Gunawan di sidang sengketa Pilpres 2024 adalah tindakan spontan.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

53 hari lalu

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya

Selain ASN, TNI, dan Polri, Jokowi Juga Minta BIN Netral di Pemilu 2024

7 Februari 2024

Selain ASN, TNI, dan Polri, Jokowi Juga Minta BIN Netral di Pemilu 2024

Pernyataan Jokowi itu muncul setelah kritik yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Sukarnoputri soal netralitas TNI-Polri.

Baca Selengkapnya

Mantan Kabinda Papua Barat dan Eks Kepala BPN Sorong Jadi Tersangka Pemalsuan Sertifikat Tanah

4 Februari 2024

Mantan Kabinda Papua Barat dan Eks Kepala BPN Sorong Jadi Tersangka Pemalsuan Sertifikat Tanah

Polisi juga menetapkan istri eks Kepala BPN Sorong sebagai tersangka dalam kasus pemalsuan sertifikat tanah. Satu terlapor lain adalah seorang caleg.

Baca Selengkapnya

PPATK Jabarkan Jumlah dan Instansi Ihwal Transaksi Janggal Dana Kampanye Pemilu 2024

10 Januari 2024

PPATK Jabarkan Jumlah dan Instansi Ihwal Transaksi Janggal Dana Kampanye Pemilu 2024

PPATK sudah mengirimkan hasil analisisnya itu ke KPK, Bawaslu, BIN, Polri, dan OJK.

Baca Selengkapnya

Sebulan Menjabat Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto 2 Kali Lakukan Mutasi Ratusan Perwira Tinggi TNI

21 Desember 2023

Sebulan Menjabat Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto 2 Kali Lakukan Mutasi Ratusan Perwira Tinggi TNI

Jenderal Agus Subiyanto lakukan rotasi besar-besaran. Ratusan perwira tinggi TNI dimutasi sebulan terakhir. sejak ia menjabat Panglima TNI.

Baca Selengkapnya