Dana Panitia Pengawas Pemilu Belum Cair

Reporter

Editor

Kamis, 31 Juli 2003 11:15 WIB


TEMPO Interaktif, Jakarta:Permohanan dana untuk kebutuhan Panitia Pengawas Pemilu yang ditaksir mencapai Rp 460 miliar, sampai saat ini belum cair. "Akibatnya pengawasan tahapan pemilu yang sudah berjalan tidak maksimal," kata Topo Santoso, anggota Panitia Pengawas Pemilu, saat diskusi Dialektika Demokrasi di gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat siang (25/7).

Ia mengatakan, permohonan dana itu kemungkinan hanya Rp 200 miliar yang akan disetujui pemerintah dan Komisi Pemilihan Umum. Anggaran ini, menurut dia, akan dialokasikan untuk berbagai keperluan pengawasan, termasuk uang lelah pengawas sampai pemilihan presiden dan wakil presiden.

Saat ini, kata Topo, panitia pengawas mengandalkan dana pinjaman dan sumbangan untuk melaksanakan kegiatannya. "Rapat juga selalu berpindah-pindah," ujarnya berseloroh. Ia mengaku saat ini panitia belum menerima bayaran.

"Sejak dilantik, kami bergerak hari demi hari," katanya. Topo menegaskan panitia pengawas sebenarnya sudah siap melakukan pengawasan terhadap setiap tahapan pemilihan umum. Menurutnya, panitia telah siap dengan berbagai format laporan terhadap kemungkinan penyelewengan pemilihan umum. Topo mengatakan bahwa keberadaan panitia ini sangat penting untuk pelaksanaan pemilihan yang bersih. "Penyelenggaraan dan pengawasan pemilu sama pentingnya."

Selain masalah dana, ia mengatakan ada kesan yang berkembang, terutama di daerah, bahwa panitia pengawas seolah-olah berada di bawah Komisi Pemilihan Umum. Padahal, panitia pengawas bersifat independen.

Lembaga pengawas pemilihan umum yang dipimpin Komaruddin Hidayat ini terbentuk awal Mei lalu berdasarkan Surat Ketetapan Komisi Pemilihan Umum No. 116 Tahun 2003. Anggota penitia terdiri dari Siti Noordjanah Djohantini, Saut Sirait, Didik Supriyanto, Bambang Aris Sampurno Djati, Joni Tangkudung, Masyhudi Ridwan, Topo Santoso, dan Rozy Munir.

Advertising
Advertising

Sementara itu, anggota panitia pengawas tingkat provinsi berjumlah 160 orang. Berdasarkan Surat Keputusan KPU Nomor 88 Tahun 2003 tentang Panitia Pengawas Pemilihan Umum, jumlah anggota panitia pengawas Provinsi sebanyak 7 orang bagi provinsi yang berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa, dan 5 orang bagi provinsi yang berpenduduk kurang dari 10 juta jiwa.

Menurut Topo, panitia pengawas tingkat provinsi sudah seluruhnya terbentuk. Sementara tingkat kabupaten/kota sudah mencapai 90 persen, sebagian sudah dilantik dan sebagian lagi masih menunggu. Untuk tingkat kecamatan, panitia pengawas baru terbentuk sekitar 50 persen. "Papua sama sekali belum, bahkan kabupaten dan kotanya juga."(Yandi MR/Tempo News Room)

Berita terkait

Tekad Bulat Ganjar Pranowo Tak Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Beberapa Pernyataannya

2 menit lalu

Tekad Bulat Ganjar Pranowo Tak Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Beberapa Pernyataannya

Mantan capres Ganjar Pranowo berkali menyatakan tak akan bergabung dalam pemerintahan Presiden dan Wapres terpilih Prabowo -Gibran. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Gojek Luncurkan Penawaran Langganan Gojek Plus dengan Diskon hingga Rp 12 Ribu

6 menit lalu

Gojek Luncurkan Penawaran Langganan Gojek Plus dengan Diskon hingga Rp 12 Ribu

Bagi pelanggan yang sudah berlangganan Go Plus otomatis akan beralih ke Gojek Plus.

Baca Selengkapnya

Pengeroyokan Mahasiswa Unpam Saat Ibadah Rosario Dinilai Cermin Kegagalan Elemen Negara

9 menit lalu

Pengeroyokan Mahasiswa Unpam Saat Ibadah Rosario Dinilai Cermin Kegagalan Elemen Negara

Halili menilai, ibadah Rosario Mahasiswa Katolik UNPAM menunjukkan bahwa intoleransi dan kebencian terus menjadi ancaman terhadap kebebasan beragama.

Baca Selengkapnya

Unair Buka 1.200 Kuota Penerima KIP Kuliah 2024

10 menit lalu

Unair Buka 1.200 Kuota Penerima KIP Kuliah 2024

Unair menerima kuota KIP Kuliah sebanyak 660 mahasiswa pada 2023.

Baca Selengkapnya

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

10 menit lalu

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

11 menit lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

12 menit lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah Kedokteran Gigi Universitas Moestopo 2024

13 menit lalu

Biaya Kuliah Kedokteran Gigi Universitas Moestopo 2024

Rincian biaya kuliah Kedokteran Gigi Universitas Moestopo 2024/2025

Baca Selengkapnya

Jebol, 30 Lebih Game Tinggalkan PlayStation Plus Mei Ini

16 menit lalu

Jebol, 30 Lebih Game Tinggalkan PlayStation Plus Mei Ini

Yang juga cukup mengagetkan adalah ditariknya Horizon: Zero Dawn dari daftar game gratis PlayStation Plus untuk PS5.

Baca Selengkapnya

7 Rekomendasi Buah, Efektif Cegah Dehidrasi Saat Cuaca Panas

16 menit lalu

7 Rekomendasi Buah, Efektif Cegah Dehidrasi Saat Cuaca Panas

Saat cuaca panas seperti saat ini, menjaga tubuh tetap terhidrasi merupakan hal penting.

Baca Selengkapnya