Tarif Angkot Tak Turun, Sultan: Mengko Tak Cabute

Reporter

Editor

Suseno TNR

Senin, 19 Januari 2015 16:54 WIB

Sri Sultan Hamengkubuwono X saat mengikuti ritual Ngabekten di Bangsal Kencono, kompleks Keraton Yogyakarta, Kamis (8/8). TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengancam akan mencabut Surat Keputusan Gubernur DIY tentang tarif angkutan umum apabila Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY tidak menurunkan tarif. Ancaman itu disampaikan Sultan lantaran Organda keberatan menurunkan tarif angkutan umum meskipun harga Premium dan solar telah diturunkan pemerintah.

SK Gubernur tersebut berisi kenaikan tarif angkutan umum DIY sebanyak 30 persen per 1 Desember 2014 akibat adanya kenaikan harga bahan bakar minyak.

"Mengko tak cabute (nanti saya cabut) SK-nya. Tidak ada alasan lagi tidak turun," kata Sultan saat ditemui di Kepatihan Yogyakarta, Senin, 19 Januari 2015.

Alasan keharusan penurunan tarif angkutan umum, menurut Sultan, karena harga bahan bakar minyak telah dua kali turun. Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 39 Tahun 2014, harga Premium turun dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 dan sekarang Rp 6.600. Sedangkan harga solar turun dari Rp 7.500 menjadi Rp 7.250 dan sekarang Rp 6.400. "Mengapa (tarif angkutan) enggak bisa turun?" kata Sultan.

Alasan Tidak Mau Turun
<!--more-->
Dalam wawancara sebelumnya, Ketua Organda DIY Agus Adrianto menyatakan angkutan umum di DIY masih menggunakan tarif lama hingga sekarang. Pernyataan tersebut dia kemukakan setelah mengikuti pertemuan dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi DIY pada 19 Januari. "Bagaimana mau menurunkan tarif kalau (harga) komponen lainnya enggak turun," kata Agus. (Baca juga: Harga BBM Turun, Tarif Bus Ogah Ikutan Turun.)

Komponen lain yang dia maksud adalah suku cadang kendaraan bermotor. Selain itu, apabila menurunkan harga harus pula mengeluarkan biaya untuk melakukan tera ulang argometer taksi. Biayanya Rp 300 ribu per taksi. "Tidak ada jaminan harga BBM tidak naik lagi," kata Agus.

Sultan ternyata kesal dengan alasan itu. Harga suku cadang yang tidak turun dinilai bukan alasan. Mengingat harga BBM sudah turun dua kali. Sehingga pengusaha angkutan umum mempunyai keuntungan dari selisih pembelian BBM yang mencapai Rp 1.000 lebih. "Seribu rupiah kali berapa? Suku cadang bukan alasan tidak turun," kata Sultan.

Pengusaha angkutan umum, menurut Sultan, maunya hanya menaikkan tarif. Dia mengingatkan agar kepentingan publik dilayani dengan baik. "Kalau enggak mau menurunkan tarif, enggak akan saya naikkan lagi dalam SK Gubernur," kata Sultan.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita lain:

Yusril: Jokowi Melanggar Undang-Undang Kepolisian
Presiden Jokowi Dimusuhi Tiga Negara
PKS: Andai Budi Gunawan Ketua KPK Jadi Tersangka


Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

11 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

13 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

19 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

45 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

51 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

52 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

57 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya