Sampul majalah Tempo edisi Cicak vs Buaya pada 9 Agustus 2009. (Tempo)
TEMPO.CO , Jakarta - Penetapan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi menambah panjang daftar polisi yang terjerat pidana rasuah dan korupsi. Sejak 2006 hingga 2015 atau hampir satu dekade, ada lima polisi dari berbagai kepangkatan yang tersandung perkara rasuah dan korupsi. (Baca: Budi Gunawan Tersangka, Perwira Lain Menyusul?)
Data yang diperoleh Tempo menyebutkan kasus korupsi pertama yang menimpa anggota Kepolisian terjadi pada 2006. Saat itu Komisaris Jenderal Suyitno Landung, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, terjerat kasus pembobolan Bank Negara Indonesia dengan terdakwa Adrian Woworuntu. Suyitno yang di persidangan terbukti menerima mobil Nissan X-Trail senilai Rp 247 juta divonis 1 tahun 6 bulan penjara.
Setelah Suyitno, ada juga Kepala Bareskrim yang tersandung rasuah. Dia adalah Komisaris Jenderal Susno Duadji. Pada Maret 2011, Susno menjadi tersangka dalam penanganan perkara PT Salmah Arowana Lestari dan korupsi dana pengamanan pemilihan kepala daerah Jawa Barat tahun 2008. Susno divonis 3,5 tahun penjara dan harus mengembalikan kerugian negara Rp 4,2 miliar. (Baca juga: Budi Gunawan Tersangka, Waspadai Cicak Vs Buaya II)
Pada Desember 2013, ada kasus lain yang menyeret perwira tinggi polisi, yakni korupsi simulator surat izin mengemudi yang menghimpit Kepala Korps Lalu Lintas Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Djoko divonis oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dengan kurungan 18 tahun penjara.
Selain perwira tinggi, ada juga bintara polisi yang tersandung korupsi, yakni Ajun Inspektur Satu Labora Sitorus. Pada September 2014, majelis kasasi Mahkamah Agung menjatuhkan hukuman kepada Labora Sitorus berupa 15 tahun penjara. Labora lewat perusahaannya, PT Seno Adhi Wijaya dan PT Rotua, didakwa menyelundupkan bahan bakar minyak, membabat hutan secara ilegal, dan mencuci uang.
Kini, giliran Kepala Lembaga Pendidikan Polri Budi Gunawan yang dijadikan pesakitan oleh KPK. KPK menduga calon Kapolri ini menerima suap dan hadiah semasa menjabat sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier Polri 2003-2006 dan jabatan lain. Dia juga disebut memiliki rekening gendut. (Baca: Siapa Budi Gunawan Versi Lulusan Terbaik Akpol 83?)
