Cuaca Ekstrem, 100 Ton Ikan Mati di Danau Maninjau

Reporter

Selasa, 30 Desember 2014 16:12 WIB

Ribuan ikan keramba milik warga mati dan terapung di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumbar, (18/3). ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi

TEMPO.CO, Padang - Kematian massal ikan kembali terjadi di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Jumlah ikan yang mati itu mencapai 100 ton dengan jenis nila dan mas.

"Ikan mati karena pengaruh cuaca buruk beberapa hari terakhir ini," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ermanto, Selasa, 30 Desember 2014.

Sehingga, kata Ermanto, matahari tak keluar dalam dua hari ini. Ini menyebabkan kekurangan oksigen di dalam air dan terjadi pembalikan arus ke permukaan. (Baca: 400 Ton Ikan Danau Maninjau Mati Mendadak)

Ermanto mengatakan ikan-ikan yang mati itu berasal dari 100 petak keramba dengan ukuran masing-masing 5 x 5 meter yang berlokasi di Nagari Maninjau dan Bayua, Kecamatan Tanjung Raya. "Keramba mereka terlalu rapat. Sehingga oksigen berkurang," ujarnya.

Seharusnya, dalam satu petak itu hanya boleh diisi 300 bibit ikan. Namun para peternak mengisinya 10 ribu hingga 12 ribu bibit. Ikan yang mati tersebut memiliki berat rata-rata 30 gram. Kata Ermanto, sebenarnya ikan ini sudah layak dipanen. "Tapi peternak malah membiarkan, karena ingin mendapatkan untung besar," ujarnya. (Baca: 50 Ton Ikan Mas di Danau Maninjau Mati)

Ermanto memperkirakan kerugian akibat kehilangan 100 ton ikan tersebut mencapai Rp 3 miliar. Pemerintah sudah mengedarkan surat edaran agar petani mengurangi penebaran benih pada Oktober 2014 hingga Januari 2015. Sebab, diperkirakan terjadi cuaca ekstrem. "Kita juga sedang sosialisasikan Perda Pengelolaan dan Pelestarian Danau Maninjau," ujarnya.

Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Hamdani, mengatakan Danau Manijau sudah melebihi ambang batas. Saat ini ada 18 ribu petak keramba. "Layaknya itu hanya sekitar 6.000 petak," ujarnya saat dihubungi Tempo, Selasa, 30 Desember 2014.

Dampak dari kelebihan itu, menciptakan pengendapan organik. Maka ketika perombakan tidak sempurna terjadi pembusukan. "Kedalaman 12,5 meter ke bawah tak ada oksigen. Kalau tahun sebelumnya 15 meter tak ada oksigen," ujarnya.

Kata Agus, gas sulfida yang tercipta akibat pembusukan itu tertahan di kedalaman 12,5 meter. "Saat ada angin kencang atau penyetaraan suhu, ini bisa terangkat ke permukaan," ujarnya. (Baca: Sampai 2014, Pemerintah Akan Fokus Penyelamatan 15 Danau)

LIPI sedang melakukan pendekatan sosial edukatif. Dengan membuat keramba jaringan berlapis. Sehingga limbah yang tak termakan, bisa dimanfaatkan ikan di jaring kedua. "Namun di lapangan butuh pemahaman bersama. Termasuk pemerintah dan masyarakat," ujarnya.

Agus mengatakan pendekatan secara hukum, LIPI telah membuat naskah akademik. Ini yang menjadi dasar untuk membantu pemerintah daerah dalam membuat peraturan daerah.

ANDRI EL FARUQI

Baca juga:
Kongres 2015, PAN Sulsel Dukung Zulkifli Hasan
ISIS Mengaku Membunuh Jenderal Iran
Film Pilihan Tempo 2014: Cahaya Dari Timur
3 Korban Air Asia Dikirim ke Pangkalan Bun

Berita terkait

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

11 hari lalu

Sederet Fakta Modeling Budidaya Ikan Nila Salin yang Diresmikan Jokowi di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling Budidaya Ikan Nila Salin (BINS) ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar. Berikut sederet fakta

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmikan Modeling Kawasan Tambak BINS

11 hari lalu

Presiden Jokowi Resmikan Modeling Kawasan Tambak BINS

Presiden Joko Widodo (Jokowi), didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, meresmikan modeling kawasan tambak budidaya ikan nila salin (BINS), di Karawang, Rabu 8 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Modeling Tambak Ikan Nila Seluas 80 Hektare di Karawang

11 hari lalu

Jokowi Resmikan Modeling Tambak Ikan Nila Seluas 80 Hektare di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling tambak ikan nila ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

12 hari lalu

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

Presiden Jokowi juga akan meresmikan Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Kota Padang Terdampak Banjir

9 Maret 2024

Ribuan Warga Kota Padang Terdampak Banjir

Lebih dari 8.000 warga Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat, terdampak banjir yang terjadi sejak Kamis, 7 Maret 2024, pukul 16.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Tiga Orang Meninggal Dunia Pasca Banjir dan Longsor di Kabupaten Padang Pariaman

9 Maret 2024

Tiga Orang Meninggal Dunia Pasca Banjir dan Longsor di Kabupaten Padang Pariaman

Bencana banjir dan tanah longsor akibatkan tiga korban meninggal dunia, wilayah Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya

Listrik PLN Bantu Pabrik Jagung Milik Pemprov Sumbar Tingkatkan Produksi

5 Maret 2024

Listrik PLN Bantu Pabrik Jagung Milik Pemprov Sumbar Tingkatkan Produksi

Suplai daya listrik 555 kVA mampu meningkatkan produktivitas pabrik hingga 50 ton per hari.

Baca Selengkapnya

Startup FisTx Tingkatkan Produktivitas Tambak Udang dengan Konsep Akuarium

6 Februari 2022

Startup FisTx Tingkatkan Produktivitas Tambak Udang dengan Konsep Akuarium

Ada empat tantangan dalam budi daya tambak udang, yakni manajemen tambak, operasional, konstruksi tambak, dan alam.

Baca Selengkapnya

Menanti Kiprah Gubernur Mahyeldi di Sudirman 51

19 Februari 2021

Menanti Kiprah Gubernur Mahyeldi di Sudirman 51

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi dan wakilnya membutuhkan dukungan banyak pihak untuk membangun negeri menjadi lebih baik, makmur dan sejahtera.

Baca Selengkapnya

Edhy Prabowo Bakal Kurangi Tambak Udang, Perbanyak Produksi

23 Juni 2020

Edhy Prabowo Bakal Kurangi Tambak Udang, Perbanyak Produksi

Menteri KKP Edhy Prabowo akan mengurangi tambak udang.

Baca Selengkapnya