Tiga Tanggul Lapindo Jebol, Hanya Satu yang Diperbaiki
Editor
Abdul Djalil Hakim.
Sabtu, 27 Desember 2014 16:06 WIB
TEMPO.CO, Sidoarjo - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mulai memperbaiki tanggul lumpur Lapindo yang jebol sejak Kamis, 25 Desember 2014, di titik 73 A Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Dari tiga tanggul yang jebol, yakni satu tanggul di titik 73 A dan dua tanggul di titik 73 B, hanya satu yang diperbaiki. “Siang ini, tanggul yang jebol di titik 73 A mulai kami perbaiki. Jika lancar, bisa selesai hari ini juga,” kata juru bicara BPLS, Dwinanto Hesti Prasetyo, kepada Tempo di lokasi, Sabtu, 27 Desember 2014.
BPLS mengerahkan satu alat berat atau beckoe untuk memperbaiki tanggul yang jebol selebar 8 meter itu. Para pekerja menutup lubang tanggul tersebut dengan menggunakan tanah di sekitar tanggul yang jebol. Karena itu, BPLS tidak memerlukan banyak tanah untuk memperbaiki tanggul yang berdekatan dengan pembangunan tanggul baru itu. “Perbaikan yang jebol di titik 73 A kami dahulukan karena akses jalannya lebih mudah,” ujar Dwinanto.
Adapun perbaikan dua lokasi yang jebol di titik 73 B masih akan dipertimbangkan dan dimusyawarahkan dengan warga. Bila tidak bisa diperbaiki, BPLS akan memanfaatkan saluran air yang sudah dibuat sejak satu pekan lalu. “Secara teknis, akses menuju 73 B sangat sulit. Kami masih pertimbangkan,” ucap Dwinanto.
Menurut Dwinanto, sejauh ini pihaknya terus menjaga saluran air yang berujung di Kali Ketapang itu. BPLS berupaya keras agar luberan air lumpur tidak mengalir ke permukiman warga di Desa Gempolsari.
Saat terjadi hujan deras Jumat sore kemarin, air yang bercampur lumpur tidak mengalir ke permukiman warga meskipun ada celah yang masih dialiri air lumpur. “Kami masih bisa mengalirkan lumpur ke Kali Ketapang,” tutur Dwinanto.
Selain itu, kata Dwinanto, untuk menguras genangan air lumpur di permukiman warga, mobil penyedot air terus disiagakan. Bila air lumpur meninggi, bisa langsung disedot. “Untuk sementara, itu yang bisa kami lakukan beberapa hari ini,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, satu alat berat sudah beroperasi di titik 73 A yang sudah tak dialiri air karena surut. Sedangkan di dua lokasi yang jebol di titik 73 B masih terus dialiri air lumpur cokelat. Aliran air cukup deras karena berasal langsung dari pusat semburan.
Adapun luberan lumpur di perumahan warga sudah mulai surut. Namun masih menyisakan endapan lumpur cair setinggi 10 sentimeter. Mobil penyedot masih tetap berada di tempatnya seperti kemarin, yakni di depan permukiman warga Desa Gempolsari.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Berita Terpopuler
Memperkosa Turis Cina, Petugas Bandara Dilepas
Jokowi: Minta Apa pun Saya Beri, Asal Swasembada
Memperkosa, Petugas Bandara Terancam 12 Tahun Bui
Konflik Suporter di RI Ditulis Peneliti Australia