TEMPO.CO, Bima - Kerusuhan terjadi di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Rabu, 24 Desember 2014. Insiden itu terjadi ketika polisi menghalau bentrokan antarwarga dua kelurahan, yakni Tanjung dan Dara, di Kecamatan Ranae Barat, Kota Bima. Beberapa anggota Brimob Polda NTB dan TNI menghalau warga yang terlibat baku tembak dengan senjata rakitan.
Insiden terjadi mulai pukul 04.30 WIT. Saat itu beberapa anggota gabungan TNI dan Brimob mengepung warga Kelurahan Tanjung untuk mencegah warga menyerang Kelurahan Dara. (Baca: Tawuran Tewaskan Satu Warga, Kota Bima Mencekam)
"Karena ada beberapa aparat melakukan penembakan, warga jadi takut dan langsung masuk masjid dan gereja," ujar Ahmad, seorang warga, kepada Tempo.
Warga kemudian mengamuk dan merangsek menuju pos polisi dan pos kesatuan pelaksana pengamanan pelabuhan laut. Mereka melempar bom molotov. Dua sepeda motor milik polisi dan satu mobil dirusak warga. Dua pos polisi itu terbakar.
"Jadi, insiden ini diawali dari konflik minggu lalu," ujar Kepala Kelurahan Tanjung Panji . "Tapi kemudian berlanjut sampai tragedi pembacokan warga Tanjung."
Di lokasi kerusuhan, suara tembakan terdengar. Polisi menghalau warga yang berusaha membakar sejumlah kantor dan pertokoan dengan tembakan.
Bentrokan antarwarga dua kelurahan itu kerap terjadi sejak tahun lalu. Puncaknya adalah pada pekan lalu. Seorang pemain bola asal Kelurahan Tanjung ditebas tangannya oleh orang tak dikenal. Akibat tebasan parang itu, tangan koran nyaris putus. Bagian pundak korban juga ditusuk oleh pelaku.
Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda
13 Februari 2024
Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda
Penetapan tanggal pemilu melibatkan proses diskusi yang panjang antara KPU, pemerintah, dan DPR. Bahkan, proses tersebut dapat memakan waktu hingga satu tahun.