10 Tahun Tsunami, Duit 120 Triliun Masuk ke Aceh
Editor
Sunu Dyantoro
Senin, 22 Desember 2014 03:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Ekonomi dari Universitas Syiah Kuala Nazamuddin mengatakan 10 tahun setelah tsunami menghancurkan Aceh, merupakan waktu yang lama untuk kembali normal, bahkan lebih baik. Tsunami Aceh adalah bencana besar, maka rekontruksi setelah tsunami adalah pemicu untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. (10 Tahun Tsunami, Jokowi Dipastikan ke Aceh)
Hal ini sama dengan negara lain dalam hal membuat sektor terdepan, seperti di Korea pada awalnya dan Taiwan yang industri ekspornya tekstil, setelah itu dibangun jalan raya.
Dalam kasus Aceh, sektor terdepannya adalah kontruksi. Setelah tsunami, sektor kontruksi tumbuh sangat pesat. Dilakukan oleh masyarakat maupun swasta dengan membangun rumah-rumah kembali. (Sekolah di Aceh Gelar Simulasi Siaga Tsunami)
Pemerintah membangun infrastuktur lain, seperti jalan, fasilitas umum, dan lainnya. Itu memberi landasan bagi Aceh untuk tumbuh lebih lanjut.
Didorong dengan uang yang mengalir ke Aceh setelah tsunami, terciptalah kegiatan jasa. "Pertambahan penduduk, misalnya di Banda Aceh meningkat bukan karena kelahiran, namun imigrasi," katanya kepada Tempo, akhir November lalu. (Jokowi Akan Hadiri Peringatan 10 Tahun Tsunami)
Selama rekontruksi, Banda Aceh kekurangan tenaga kerja, maka didatangkan pekerja dari luar Aceh. Terutama di bidang kontruksi, hingga kini sebagian masih bertahan karena pekerjaan terus ada.
Dana yang besar masuk dalam periode rekontruksi Aceh, dimulai dari 2005 sampai 2009, berakhirnya masa Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh-Nias. Dana yang dikelola BRR saja kisaran Rp 60–70 triliun. Ditambah dengan dana masyarakat internasional. Jumlah totalnya sekitar Rp 120 triliun. (Gedung Sekolah Bantuan Pasca-Tsunami Mulai Rusak)
Pada saat yang sama, ada perdamaian dan otonomi khusus. Salah satu dampak besar bagi Aceh adalah dana otonomi khusus. Sekarang, sekitar Rp 6,5 triliun dana itu. Sebelumnya, pada 2007 dan 2008, mungkin sekitar Rp 3 triliun. Dana otsus ini masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Aceh. Dari provinsi kemudian dibagi ke kabupaten dan kota.
Liputan lengkap Aceh 10 tahun setelah tsunami, baca di Majalah Tempo, terbit Senin 22 Desember 2014.
ADI WARSIDI | SUNUDYANTORO
Baca berita lainnya:
Ical, Lumpur Lapindo, dan Pemberi Harapan Palsu
3 Dalih Pemerintah Jokowi Talangi Utang Lapindo
Alasan TNI AL Tak Penuhi Permintaan Menteri Susi
Ahmad Dhani Kembali Omeli Garuda
'Kalau Lapindo Salah, Kamu Pikir Jokowi Mau'