Sebuah papan peringatan terpasang di bibir tanggul di titik 73 B desa Kedungbendo, Porong, Sidoarjo, 3 Desember 2014. Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) kembali melakukan pengerukan untuk mengalirkan lumpur dan memperkuat tanggul akibat naiknya volume lumpur Lapindo. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Surabaya - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menganggarkan dana segar senilai Rp 15 miliar. "Dana ini dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2014." ujar juru bicara BPLS, Dwinanto Hesti Prasetyo, ketika dihubungi, Senin, 8 Desember 2014.
Dana sebesar itu, tutur Dwinanto, digunakan membangun tanggul baru mulai titik 73 di Desa Kedungbendo hingga 68, Desa Gempolsari. Selain itu, dana tersebut juga digunakan untuk perbaikan tanggul jebol, pengerukan kolam lumpur di titik 21 di Desa Siring, dan pengaliran lumpur ke Kali Porong. (Baca juga: Tanggul Lumpur Lapindo yang Jebol Ditutup Sesek Bambu)
Pembangunan tanggul baru ini, ujar pria asal Bandung tersebut, sangat diperlukan untuk menampung luberan lumpur dari titik 73 B yang jebol beberapa hari lalu. Tanggul baru juga untuk menahan aliran lumpur agar tidak menggenangi permukiman warga di sisi utara serta tidak ke Sungai Ketapang yang makin dangkal. Tanggul baru ini ditargetkan selesai akhir 2014.
Berdasarkan pantauan Tempo hingga Ahad, 7 Desember 2014, pembangunan tanggul baru masih terus dilakukan. Beberapa truk besar beroda enam lalu-lalang mengangkut material tanggul baru. Selain itu, tiga alat besar juga dioperasikan untuk mempercepat pembangunan tanggul.