Volume lumur yang menyamai tanggul Lumpur Lapindo di titik 35, desa Pajarakan, Porong, Sidoarjo, 3 Desember 2014. Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menetapkan status Siaga 1 luapan lumpur Lapindo.TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Sidoarjo - Pembangunan tanggul baru penahan lumpur Lapindo ditargetkan rampung akhir 2014. Sampai Ahad, 7 Desember 2014, kegiatan pembangunan tanggul yang dilakukan dari titik 73 Kedungbendo hingga titik 68 di Desa Gempolsari, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sampai hari ini masih terus berlangsung.
Berdasarkan pantauan Tempo, sejumlah truk besar beroda enam pengangkut material pembuatan tanggul berkali-kali keluar-masuk ke titik 73 Kedungbendo. Selain itu, tiga alat besar juga dioperasikan untuk mempercepat pekerjaan pembuatan tanggul.
Juru bicara Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Dwinanto Hesti Prasetyo, menjelaskan tanggul baru tersebut panjangnya sekitar 1,7 kilometer dengan tinggi 5 meter. “Ditargetkan selesai sekitar akhir tahun ini," katanya saat ditemui di lokasi pembangunan tanggul titik 73 Desa Kedungbendo, Ahad, 7 Desember 2014.
Kegiatan pembangunan tanggul tersebut tidak bisa berjalan lancar. Warga yang berada di area terdampak lumpur Lapindo menghalanginya dengan memasang blokade berupa anyaman bambu. Truk pengangkut material berupa tanah, pasir, dan batu tidak bisa memasuki lokasi.
Aksi blokade dilakukan oleh warga karena PT Lapindo Brantas melalui anak perusahaannya, PT Minarak Lapindo Jaya, belum melunasi ganti rugi lebih dari Rp 700 miliar.