TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Adnan Pandu Praja mengatakan lembaganya bersedia mengawasi Musyawarah Nasional Partai Golongan Karya yang bakal digelar di Nusa Dua, Bali, 30 November mendatang. Meski bersedia, Adnan menilai bukan pengawasan KPK yang sebenernya dibutuhkan partai beringin. "Partisipasi KPK seharusnya lebih tepat jika dibutuhkan dalam menentukan tingkat integritas calon pemimpin partai tersebut," kata Adnan kepada Tempo, Ahad, 23 November 2014.
Adnan mengaku pengawasan terhadap praktek politik uang dalam Munas Golkar bakal sangat sulit. Menurut dia, banyak alasan teknis yang harus dipertimbangkan. Tapi dia tak merinci alasan tersebut. "Namun bukan berarti tidak mungkin melakukannya," katanya.
Sebelumnya, juru bicara Tim 6 atau inisiator gerakan regenerasi Golkar, Agun Gunanjar Sudarsa, menyatakan ingin KPK turut serta dalam Munas Golkar. Agun berharap KPK bisa mencegah korupsi dalam forum terbesar Golkar itu. Agun berharap komisi antirasuah menelisik sumber dana peserta munas tersebut. "Jangan sampai Golkar seperti partai lain," katanya.
Politik uang dalam forum besar partai politik pernah terjadi, misalnya dalam Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Bandung pada 2010. Bagi-bagi duit di Kongres Demokrat terseret dalam persidangan kasus korupsi proyek Hambalang karena uang raupan megaproyek itu digunakan sebagai modal pemenangan salah satu calon ketua umum partai tersebut.
Agun tak ingin skandal semacam Hambalang yang menimpa Kongres Demokrat terulang di Munas Golkar. "Sumber uang harus jelas," katanya. (Baca: Agun Curiga Munas Golkar Dipercepat untuk Ical)
MUHAMAD RIZKI | MUHAMMAD MUHYIDDIN
Topik Terhangat
BBM Naik | Ritual Seks Kemukus | Banjir Jakarta | Susi Pudjiastuti | Profesor Nyabu
Berita Terpopuler
Kata Susi, Ini Kebodohan Indonesia di Sektor Laut
Warga Singapura Memuji Jokowi Presiden Masa Depan
Jokowi atau Prabowo Presiden, BBM Tetap Naik
Pengamat: Jokowi seperti Sinterklas
Menteri Susi Janji Tambah Gaji PNS Kelautan
Berita terkait
Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan
2 jam lalu
Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah
Baca SelengkapnyaDugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti
4 jam lalu
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.
Baca SelengkapnyaAlexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan
12 jam lalu
Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.
Baca SelengkapnyaIM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik
1 hari lalu
Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.
Baca SelengkapnyaKPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?
1 hari lalu
Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan
1 hari lalu
KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan
1 hari lalu
Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.
Baca SelengkapnyaUsai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan
1 hari lalu
Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur
1 hari lalu
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.
Baca SelengkapnyaTak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan
2 hari lalu
Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.
Baca Selengkapnya