TEMPO.CO,Jakarta - Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mengatakan perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) nakal menjamur karena pemerintah abai. “PJTKI nakal sudah lama sekali ada. Itu terjadi karena dibiarkan,” katanya kepada Tempo, Kamis, 6 November 2014.
Pernyataan Anis itu menanggapi hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Menteri Ketenegakerjaan Hanif Dhakiri di penampungan tenaga kerja Indonesia di kawasan Tebet, Jakarta, kemarin. Di tempat itu, 43 calon TKI ditempatkan di dalam sebuah ruangan yang hanya berukuran 4 X 3 meter. Di ruangan itu mereka belajar dan makan. Juga tidur beralaskan kasur busa tipis.
Di rumah itu hanya tersedia satu kamar mandi. Hanif melihat kondisi itu sangat memprihatinkan. Hanif sempat mengamuk dan berteriak-teriak karena tidak diperbolehkan masuk oleh petugas jaga di tempat itu. Hanif akhirnya memanjat pagar untuk bisa masuk ke dalam rumah. Hanif menilai penampungan TKI itu sangat tidak layak dan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Menurut Anis, PJTKI nakal ada di banyak tempat di seluruh Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan berlokasi tidak jauh dari kantor pemerintah. Itu sebabnya dia menyayangkan fakta tersebut. “Pemerintah itu tahu, tapi membiarkan adanya tindakan ketidakmanusiawian itu,” ujarnya.
Anis juga menilai sistem pengawasan dan perlindungan terhadap TKI tidak dilakukan secara ketat. “Pengawasan yang katanya dilakukan setiap tiga bulan sekali itu hanya basa-basi,” ucapnya.
Meski begitu, Anis mendukung sidak yang dilakukan Hanif. Dia bahkan meminta sidak itu harus lebih sering dilakukan. “Sidak seperti itu harus dilakukan secara reguler,” tuturnya.