Siswa Siswi membaca buku ajaran baru di sekolah SD 01 Menteng Jakarta, 14 Agustus 2014. Sejak Di mulainya kurikulum baru 2013 ditetapkan, siswa siswi menggunakan buku mata pelajaran yang difotocopy karena keterlambatan distribusi oleh kemendikbud. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Malaka - Sekolah Dasar Katolik Kaputu, Malaka, Nusa Tenggara Timur, berencana menambah jam pelajaran bagi siswanya. (Baca: Pemerintah Didesak Moratorium Kurikulum 2013)
Penambahan jam belajar ini dilakukan agar sekolah yang terletak di kabupaten yang berbatasan dengan Timor Leste itu bisa menyelesaikan materi belajar Kurikulum 2013. "Rencananya, kegiatan belajar-mengajar akan dilakukan sampai sore," kata Anisia Funan Tae, salah satu guru di sekolah itu, saat ditemui di kantornya, Kamis, 16 Oktober 2014. (Baca: Buku Telat Lagi, Ini yang Harus Dilakukan Guru)
Biasanya, kegiatan di sekolah dimulai pada pukul 07.30 hingga 12.00. "Nanti akan kami tambah, kalau bisa sampai pukul 17.00," katanya. Anisia mengatakan rencana tersebut sudah disampaikan kepada wali murid saat rapat awal tahun ajaran baru lalu. (Baca juga: UNS Bikin Klinik Guru untuk Pahami Kurikulum 2013)
Anisia menjelaskan sekolahnya baru menerapkan materi Kurikulum 2013. Untuk kelas satu, misalnya, guru baru mengajarkan buku tema satu kepada siswa. Padahal Oktober ini mereka seharusnya sudah mengajarkan buku tema tiga.
Menurut Anisia, keterlambatan ini terjadi lantaran buku Kurikulum 2013 terlambat sampai di sekolah. Para guru juga baru mendapat pelatihan tentang metode pengajaran pekan lalu. Walhasil, para guru baru bisa mengajarkannya kepada siswa akhir-akhir ini. "Kami sebelumnya menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan," ujarnya.
Kepala Sekolah Dasar Katolik Ahton Nahak mengatakan tambahan jam pelajaran tak berlaku untuk semua kelas. "Hanya untuk kelas III sampai VI guna persiapan ujian," ujarnya. NUR ALFIYAH