Pengamat Militer : Kebijakan Pertahanan Tanpa AS, Tepat

Reporter

Editor

Kamis, 28 April 2005 03:46 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kecendrungan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menjalin kerja sama pertahanan dengan beberapa negara yang secara militer bersaing dengan Amerika Serikat seperti Cina, Rusia, Pakistan dan beberapa negara Eropa Timur, menurut pengamat militer Andi Widjajanto, dari segi politik menguntungkan Indonesia. "Paling tidak Indonesia tidak bisa didikte dan ini berguna bagi keseimbangan regional,"ujar Andi.Andi mencontohkan Malaysia. Kebijakan pertahanan Malaysia membina kerja sama militer dengan negara-negara pesaing Amerika Serikat seperti Cina dan Rusia, membuat Malaysia bisa mengatur permainan dengan menarik Cina dan Rusia, sehingga Amerika tidak mudah menggoyang pertahanan Malaysia. Menurut Andi, keputusan Indonesia tidak memilih Amerika sebagai rekanan dalam kerja sama pertahanan, seperti yang tercantum dalam Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005 tentang Pembangunan Jangka Menengah 2004 sampai 2009, tidak akan mengganggu hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat. "Justru bagus, karena dalam masa transisi seperti sekarang kita harus bisa mencegah ketergantungan terhadap satu negara,"ujarnya. Sejak awal pemerintahan Yudhoyono, beberapa negara sudah tercatat mengajukan tawaran kerja sama di bidang pertahanan. Tawaran sebagian besar datang dari negara-negara pesaing, bahkan dari negara yang ditekan Amerika seperti Korea Utara. Namun pemerintah rupanya telah menentukan dengan negara mana kerja sama pertahanan dilakukan. Dalam Bab Tujuh tentang kerja sama militer internasional Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005, ada tujuh kelompok negara yang akan didekati Indonesia yaitu Singapura, Malaysia, Philipina, India, Pakistan, Cina, Rusia dan negara-negara Eropa Timur. "Di bab itu Amerika sama sekali tidak disebut, saya tidak tahu apakah itu sengaja atau kelalaian, namun di PP itu terlihat jelas ada usaha mengangkat kembali peran Cina dan Rusia"kata Andi.Bagaimanapun, menurut Andi, dalam membina kerja sama pertahanan, Pemerintah harus mengutamakan dua syarat, yakni pembelian tidak hanya berupa satu alat tetapi berupa paket, selain efisien juga untuk memudahkan dalam hal pemeliharaan. Syarat utama lainnya kerja sama itu bisa membentuk kemitraan pertahanan yang strategis.Sunariah

Berita terkait

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

3 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

8 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

9 hari lalu

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

15 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

Prabowo dan Tony Blair mendiskusikan satu kunci pencapaian kemakmuran dan perbaikan kualitas hidup rakyat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

16 hari lalu

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

PT Dirgantara Indonesia Garap Modernisasi Pesawat C130 Hercules Milik TNI AU

25 hari lalu

PT Dirgantara Indonesia Garap Modernisasi Pesawat C130 Hercules Milik TNI AU

Kontrak pengadaan modernisasi pesawat C130 Hercules antara PTDI dan Kementerian Pertahanan terhitung efektif per 2 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Akhiri Kunjungan, Prabowo Temui Menhan Cina Bahas Kerjasama Pertahanan

31 hari lalu

Akhiri Kunjungan, Prabowo Temui Menhan Cina Bahas Kerjasama Pertahanan

Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.

Baca Selengkapnya

Ledakan Gudang Peluru No.6 Milik Kodam Jaya di Ciangsana, Begini Aturan Soal Pemeliharaan Amunisi

31 hari lalu

Ledakan Gudang Peluru No.6 Milik Kodam Jaya di Ciangsana, Begini Aturan Soal Pemeliharaan Amunisi

Ledakan gudang peluru Kodam Jaya di Ciangsana, Bogor mengejutkan publik. Bagaimana aturan soal pemeliharaan amunisi di gudang penimbunan?

Baca Selengkapnya

Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru, ini Profil Anak Buah Menhan Prabowo Subianto

40 hari lalu

Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru, ini Profil Anak Buah Menhan Prabowo Subianto

Panglima TNI Agus Subiyanto mengangkat Mayjen TNI Yudi Abrimantyo sebagai Kabais TNI yang baru. Ini profil anak buah Prabowo di Kemenkahn.

Baca Selengkapnya

Prabowo Masih Ungkit Nilai 11 dari 100 Kepadanya, Begini Kilas Peristiwanya

41 hari lalu

Prabowo Masih Ungkit Nilai 11 dari 100 Kepadanya, Begini Kilas Peristiwanya

Anies Baswedan memberikan skor 11 dari 100 untuk kerja Kemenhan di bawah Prabowo saat debat capres lalu. Sampai sekarang masih diungkit Prabowo.

Baca Selengkapnya