Lever Satu, Operasi Kembar Siam di RS Soetomo Rumit
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Rabu, 13 Agustus 2014 18:00 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Setelah sempat ditunda, balita kembar siam dempet perut, Rahma Anindita Vani Maulida dan Nurul Anindia Vina Maulida, akhirnya menjalani operasi pemisahan hari ini, Rabu, 13 Agustus 2014. Nurul-Rahma yang kini berusia 1,5 tahun pernah menjalani operasi kateterisasi pada 4 Juni 2014 sekaligus mendeteksi kelainan jantung yang diderita Rahma. Sedangkan Nurul mengalami kebutaan congenital (bawaan). (Baca: Dokter Kesulitan Operasi Bayi Dempet Kelamin)
Ketua Tim Dokter Pusat Penanganan Bayi Kembar Siam Terpadu RSUD dr Soetomo, dr Agus Hariyono, SpA(K), mengatakan pemisahan bayi kembar siam ini akan memakan waktu 9,5 jam. "Persiapan pukul 07.00, orang tua mendapatkan penjelasan dari tim dokter tentang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi," ujarnya di gedung Bedah Pusat Terpadu RSUD dr Soetomo. (Baca juga: Bayi Dempet Kelamin 20 Bulan Menanti Operasi di RSHS)
Nurul-Rahma akan menjalani serangkaian operasi pemisahan. Pembedahan lever merupakan tantangan terberat, selain penyakit jantung bawaan yang diderita Rahma. "Lever Nurul-Rahma hanya satu, sehingga harus dibagi dua. Tapi nanti organnya akan berkembang sempurna," ujar Agus.
Pukul 11.41, melalui layar besar yang terpasang di ruang konferensi pers, lever keduanya berhasil dipisahkan. Ketua tim bedah Prof DR dr Paul Tahalele FCTS pun mengungkapkan pemisahan lever tidak menjadi kendala berarti. "Setelah lever dilepas dan bayi terpisah, kami baru akan melakukan evaluasi untuk tindakan lebih lanjut terhadap jantung," ujarnya.
Setelah dipisahkan, tim dokter akan melakukan pulmonary artery banding (PAB). Tujuannya untuk mengecilkan diameter pembuluh darah ke jantung, guna mengurangi aliran darah ke paru-paru dan mengurangi tekanan pembuluh darah ke paru-paru. "Kami tentu harus mengukur tekanan masing-masing pembuluh darah dan rongga jantung terlebih dulu. PAB atau penjepitan pembuluh tersebut dilakukan dengan memasang pita terbuat dari declone," katanya.
Tim dokter masih memiliki tugas lain, yakni menangani kelainan pembuluh darah besar yang tidak teratur pada Rahma alias Transposition of the Great Artery (TGA). Kelainan ini mengakibatkan aliran darah dari aorta tidak keluar dari bilik kiri, melainkan dari bilik kanan. Sebaliknya, aliran dari arteri pulmonalis keluar dari bilik kiri.
"Ada trans posisi pembuluh darah besar. Kalau mau koreksi ini harus ada persiapan lebih lengkap. Yang penting kita pisah saja dulu," kata alumnus spesialis bedah jantung Universitas Erlangen-Nurenberg Jerman itu.
Sejak 6 Juni 2013, putri kembar pasangan Yudha dan Sikka Jayanti itu diboyong dari Banyuwangi untuk tinggal di RSUD dr Soetomo. Mereka ditempatkan di ruang Nakula-Sadewa Irna Anak hingga keduanya siap menjalani operasi pemisahan.
ARTIKA RACHMI FARMITA
Novela Saksi Prabowo Doakan Israel
Kenaikan Gaji PNS Jadi Pilot Project Jokowi
Begini Robin Williams Saat Pertama Ditemukan
Tim Hukum Jokowi Percaya Diri Soal Saksi Prabowo
Saksi Prabowo Mengaku ke MK Telah Diancam