Saksi Prabowo-Hatta Permasalahkan Pemilih dalam DPKTb

Reporter

Editor

Budi Riza

Selasa, 12 Agustus 2014 20:59 WIB

Polisi berjaga jelang sidang lanjutan gugatan Capres Prabowo Subianto di depan gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, 8 Agustus 2014. REUTERS/Darren Whiteside

TEMPO.CO, Jakarta - Dua puluh saksi dari pihak Prabowo-Hatta Rajasa telah selesai memberikan keterangan mengenai dugaan kecurangan dalam pemilihan presiden 2014 9 Juli lalu.

Para saksi memberikan keterangan di ruang rapat pleno Mahkamah Konstitusi pada Selasa, 12 Agustus 2014. Beberapa saksi menyampaikan keberatan mereka atas jumlah pemilih dalam daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb).

Saksi mandat tingkat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Selatan, Ahmad Baskam Muhammad, misalnya. (Baca: Saksi Kubu Prabowo dari Papua Kocok Perut Hakim MK)

"Jumlah DPKTb membeludak di Sulawesi Selatan," kata Ahmad. "Khususnya di Makassar dan Gowa," katanya. Di Sulawesi Selatan, pemilih dalam DPKTb berjumlah 85.196 orang, sedangkan jumlah pemilih dalam DPKTb di Makassar sekitar 40 ribu dan di Gowa kira-kira 11 ribu.

Selain itu, Ahmad juga mempermasalahkan belum diberikannya data DPKTb yang dia minta kepada petugas KPU Provinsi Selatan. "Mereka selalu bilang belum terdata lengkap," katanya.

Permasalahan dalam DPKTb juga diutarakan oleh Hardi, saksi mandat tingkat KPU Provinsi Sulawesi Tenggara. Menurut dia, jumlah nama dalam DPKTb Sulawesi Tenggara membeludak, yaitu 23.382 pemilih. "Data pemilih DPKTb masih diragukan," ujarnya.

Saksi mandat tingkat KPU Provinsi Sulawesi Utara, Amir Lupito, juga mempermasalahkan jumlah pemilih dalam PKTb. "Khususnya di Manado," katanya. DPKTb di Manado memuat 18.060 nama, sedangkan DPKTb di Sulawesi Utara mencantumkan 38.051 pemilih. (Baca: Pendukung Prabowo Mulai Mengepung MK Lagi)

Selain itu, menurut Amir, jumlah pemilih dalam DPKTb di Manado saat pemilihan presiden 2014 sama dengan saat pemilihan legislatif lalu. "Jumlahnya membeludak dan tidak masuk akal," katanya. Karena itu, sebelum pemungutan suara 9 Juli, sudah ada pendataan ulang agar tidak ada lagi jumlah pemilih yang terlampau banyak dalam DPKTb. "Tapi ternyata tetap terjadi di pilpres kemarin," ujar Amir.

ODELIA SINAGA























Berita Terpopuler:
Rini Soemarno Bicara soal Hubungan dengan Megawati
Penyebab Hilangnya Suara Jokowi-Kalla Belum Jelas
Lima Pemain MU Ditendang, Kagawa Aman
Benarkah Megawati Ikut Memilih Tim Transisi?
5 Hal Kontroversial tentang Syahrini
SBY, Orang Paling Tepat Bantu Transisi Jokowi






Advertising
Advertising

Berita terkait

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

10 jam lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

13 jam lalu

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

Ahli Konstitusi UII Yogyakarta, Ni'matul Huda, menilai putusan MK mengenai sengketa pilpres dihasilkan dari pendekatan formal legalistik yang kaku.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

14 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

1 hari lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

Dianggap Tak Serius Hadapi Sidang Sengketa Pileg oleh MK, Komisioner KPU Kompak Membantah

1 hari lalu

Dianggap Tak Serius Hadapi Sidang Sengketa Pileg oleh MK, Komisioner KPU Kompak Membantah

Komisioner KPU menegaskan telah mempersiapkan sidang di MK dengan sungguh-sungguh sejak awal.

Baca Selengkapnya

Caleg NasDem Ikuti Sidang secara Daring, Hakim MK: di Tempat yang Layak, Tak Boleh Mobile

1 hari lalu

Caleg NasDem Ikuti Sidang secara Daring, Hakim MK: di Tempat yang Layak, Tak Boleh Mobile

Caleg Partai NasDem, Alfian Bara, mengikuti sidang MK secara daring tidak bisa ke Jakarta karena Bandara ditutup akibat erupsi Gunung Ruang

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

1 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

Hakim MK Arief Hidayat menyinggung tanda tangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang berbeda di suratarie kuasa dan KTP.

Baca Selengkapnya

Kelakar Saldi Isra di Sidang Sengketa Pileg: Kalau Semangatnya Begini, Timnas Gak Kalah 2-1

1 hari lalu

Kelakar Saldi Isra di Sidang Sengketa Pileg: Kalau Semangatnya Begini, Timnas Gak Kalah 2-1

Hakim MK, Saldi Isra, melemparkan guyonan mengenai kekalahan Timnas Indonesia U-23 dalam sidang sengketa pileg hari ini.

Baca Selengkapnya

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

1 hari lalu

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

Pemohon sengketa pileg hadir secara daring dalam sidang MK karena bandara di wilayahnya tutup imbas erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

2 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.

Baca Selengkapnya