Kolong Jembatan Jombor Yogyakarta Harus Steril  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 7 Agustus 2014 21:08 WIB

Mak Tun (55) seorang pemulung yang tinggal bersama 16 Anjing peliharaanya di kolong jembatan Kaligarang, Semarang, Jawa Tengah, (22/3), rela membelikan makanan untuk sejumlah Anjingnya dari hasil menjual barang-barang miliknya. Tempo/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Bagian bawah flyover Jombor, Yogyakarta, dilarang untuk kegiatan komersial, termasuk kuliner. Kolong jembatan itu rencananya difungsikan sebagai ruang terbuka hijau. "Yogyakarta, kan, kekurangan public space. Jadi nanti konsepnya hijau. Kami tidak izinkan kegiatan komersial dan kuliner di sana," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Permukiman, dan Energi Sumber Daya Mineral DIY Rani Sjamsinarsi saat ditemui di kantornya, Kamis, 7 Agustus 2014.

Kebijakan tersebut diambil setelah berkaca pada kondisi underpass dari jembatan layang di Janti, Kabupaten Bantul. Bagian bawah jembatan layang dipergunakan untuk aktivitas kuliner. Bahkan badan jembatan dipenuhi dengan iklan-iklan komersial, seperti iklan provider telekomunikasi. "Kalau kontraknya (provider) habis, saya akan minta Jembatan Janti diambil alih Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional," kata Rani.

Berdasarkan lanskap underpass Jombor yang diperlihatkan Rani, tampak bagian bawah jembatan layang Jombor dipenuhi dengan tanaman hijau. Kemudian bagian dinding jembatan juga ditutup tanaman hijau yang merambat. "Itu untuk mengantisipasi aksi vandalisme," kata Rani.

Bagian underpass juga akan dipajang kain-kain dengan aneka motif batik. Kain-kain batik tersebut ditutup dengan kaca dan ada lampu sorot yang mengarah pada pajangan kain batik. Rencananya, satu pekan atau satu bulan sekali, pajangan kain-kain batik itu akan diganti dengan kain motif batik lainnya. Sedangkan bagian dinding jembatan yang menghadap ke utara (ke arah Magelang) akan diberi tulisan "Sugeng Rawuh" dengan aksara Jawa. "Desember direncanakan selesai, baik konstruksinya maupun beautifikasinya," kata Rani.

Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional V DIY Agung Sutarjo dalam wawancara pada 4 Agustus lalu mengatakan hingga saat ini pembebasan 19 kaveling lahan milik warga di sisi timur barat jembatan layang Jombor (Jalan Magelang) masih alot. Belum ada titik temu antara warga dan pemerintah. "Kami berharap permintaan masyarakat jangan terlalu tinggi dari appraisal. Kami usahakan nilainya mendekati keinginan warga," kata Agung.

Warga meminta harga tanah Rp 16 juta per meter. Sedangkan berdasarkan hasil pertemuan warga dan pemerintah, dengan Ombudsman RI Perwakilan DIY sebagai mediator, warga diminta menerima harga tanah Rp 4,5 juta per meter sebagaimana hasil tim appraisal independen.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Topik terhangat:
Arus Mudik 2014 | MH17 | Pemilu 2014 | Ramadan 2014 | Ancaman ISIS


Berita terpopuler lainnya:
Ini Rapor Kepala Dinas Pendidikan DKI Lasro Marbun
Migrant Care Laporkan Enam Anggota DPR Pemilik PJTKI
Kisah Pocong di Foto Syahrini Saat Umrah

Berita terkait

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

4 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

13 hari lalu

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

Hindari risiko fatal dengan travel gelap. Ketahui dampak buruknya, termasuk kecelakaan, asuransi, dan tarif tak jelas.

Baca Selengkapnya

Kapolres Jakut Klaim Kawasan Wisata Ancol Aman, Belum Ada Laporan Tindak Kriminal

22 hari lalu

Kapolres Jakut Klaim Kawasan Wisata Ancol Aman, Belum Ada Laporan Tindak Kriminal

Kapolres Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengklaim belum ada kerawanan dan berbagai tindak kriminal yang terjadi di kawasan wisata Ancol

Baca Selengkapnya

Anies Tanggapi Isu Jual-beli Bangku Sekolah: Bentuk Kriminalitas

23 Januari 2024

Anies Tanggapi Isu Jual-beli Bangku Sekolah: Bentuk Kriminalitas

Anies mengatakan itu merupakan penyimpanan, pelanggaran dan kriminalitas yang tidak boleh dibiarkan.

Baca Selengkapnya

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

2 Januari 2024

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

Diduga penganiayaan itu dilakukan karena pelaku ingin melindungi anak laki-lakinya yang lain yang juga adik korban, JW, 18 tahun.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bilang Indonesia Negara Aman, Ini Daftar Negara dengan Kriminalitas Tertinggi

13 Desember 2023

Prabowo Bilang Indonesia Negara Aman, Ini Daftar Negara dengan Kriminalitas Tertinggi

Prabowo singgung Indonesia masih aman, damai, dan terkendali

Baca Selengkapnya

Kriminal Sepekan: Ade Armando Digugat PDIP, Firli Akui Bertemu SYL, Wanita Mental Ditabrak Fortuner

29 Oktober 2023

Kriminal Sepekan: Ade Armando Digugat PDIP, Firli Akui Bertemu SYL, Wanita Mental Ditabrak Fortuner

Sejumlah peristiwa kriminalitas terjadi sepekan terakhir di Jabodetabek. Ade Armando digugat PDIP, Firli Bahuri, Fortuner tabrak wanita di Kembangan

Baca Selengkapnya

Polres Jakarta Utara: Ancol dan Sunter Daerah Rawan Kejahatan Pekan Lalu

13 Agustus 2023

Polres Jakarta Utara: Ancol dan Sunter Daerah Rawan Kejahatan Pekan Lalu

Polres Jakarta Utara menandai Ancol hingga Sunter Agung dengan warna merah di peta kerawanan kejahatan

Baca Selengkapnya

Polisi Cari Penganiaya Guru SMA hingga Buta di Rejang Lebong

4 Agustus 2023

Polisi Cari Penganiaya Guru SMA hingga Buta di Rejang Lebong

Pelaku menganiaya dengan menggunakan ketapel kepada guru SMA itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap 2 Pelaku Mutilasi yang Sebar Tubuh Korban di Lima Lokasi

16 Juli 2023

Polisi Tangkap 2 Pelaku Mutilasi yang Sebar Tubuh Korban di Lima Lokasi

Terkuaknya kasus mutilasi ini pasca temuan potongan-potongan tubuh manusia total di lima titik Sleman.

Baca Selengkapnya