Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di kawasan Kampung Bulak Indah Kel. Serua, Ciputat, Tangerang Selatan. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Banyuwangi - Pemerintah Banyuwangi, Jawa Timur, tahun ini membangun rumah susun sewa (rusunawa) lima lantai. Anggaran rusunawa itu berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sebesar Rp 25 miliar. “Akhir tahun ini kami targetkan selesai,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Kabupaten Banyuwangi Mujiono kepada Tempo, Rabu, 16 Juli 2014.
Rusunawa dengan 200 kamar berukuran 6 x 6 meter itu dibangun di atas lahan 5 hektare di Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro. Rusunawa ini awalnya akan dibangun di Kecamatan Muncar, sentra nelayan. Namun karena kesulitan lahan, akhirnya rusunawa digeser ke arah utara yang banyak tumbuh industri. Target penyewa rusun diprioritaskan para buruh pabrik.
Mendatang, Pemerintah Banyuwangi akan membentuk unit pelaksana teknis dinas yang akan mengurusi rusunawa. Mujiono berharap rusunawa bisa membantu warga miskin kota untuk mendapatkan rumah yang layak huni.
Anggota Komisi Keuangan, Nasiroh, menyayangkan karena rusunawa itu digeser dari Kecamatan Muncar. Sebab angka penduduk di Muncar lebih tinggi dengan jumlah nelayan miskin yang juga cukup besar.
Awalnya, kata Nasiroh, pengajuan rusunawa ke Kementerian PU untuk mengurangi tingkat kekumuhan permukiman di Muncar. Rusunawa itu juga menyatu dengan program minapolitan yang digagas pemerintah pusat. “Kalau rusunawa digeser, berarti persoalan kekumuhan di Muncar tak terselesaikan.”