Ganjar Mediasi Penolak dan Pendukung Pabrik Semen  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Minggu, 29 Juni 2014 11:54 WIB

Sejumlah warga Pengunungan Kendeng, Pati, datangi gedung KPK untuk berunjuk rasa di Jakarta, (25/11). Dalam aksinya mereka membawa hasil panen, sebagai bentuk protes terhadap rencana pembangunan pabrik semen di wilayah mereka. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan memediasi kelompok pendukung dan penolak rencana pendirian pabrik PT Semen Indonesia di Desa Tegaldowo, Gunem, Rembang. Politikus PDIP ini meminta warga pendukung dan penolak pabrik membentuk tim yang terdiri atas perwakilan warga dan melibatkan pakar dan akademikus yang dipercaya masing-masing kelompok. "Saya harus mendengarkan kedua belah pihak biar adil," ujar Ganjar Pranowo, Sabtu, 28 Juni 2014.

Ganjar meminta pakar yang menolak dan mendukung harus yang dipercaya masing-masing sehingga mereka bukan pakar yang bisa diintervensi. Baik penolak maupun pendukung pabrik semen diminta menyiapkan tim tersebut dalam waktu satu pekan. "Kami adakan negosiasi biar penyelesaian masalah ini bisa mencerdaskan semuanya," ujar Ganjar.

Ganjar mengaku sebenarnya dia juga sudah membuat tim untuk mengkaji polemik pabrik semen ini. Saat ini tim tersebut masih terus bekerja. Sebelumnya, warga yang menolak dan mendukung pabrik semen juga sudah beraudiensi dengan Ganjar. Mereka memiliki argumentasi masing-masing. Menurut kubu penolak, pabrik semen mengancam kelestarian lingkungan. Sedangkan pendukung menilai pabrik semen bisa menyerap tenaga kerja.

Hingga kini, ratusan warga, terutama ibu-ibu, masih berada di tenda di dekat lokasi pabrik semen. Mereka menolak pendirian pabrik tersebut. Pada Jumat lalu, Ganjar sudah mendatangi tenda tersebut. Ganjar pun meminta agar ibu-ibu pulang ke rumah masing-masing. "Mari rembukan saja," katanya.

Ihwal warga yang menghendaki penarikan alat berat, Ganjar menilai tuntutan itu sangat parsial. Selama ini, kata Ganjar, kubu penolak menilai rencana pabrik semen melanggar aturan, dari soal izin lingkungan, tata ruang, hingga analisis mengenai dampak lingkungan. "Kalau tidak benar ya gugat saja," katanya.

Adapun aktivis Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng di Rembang, Ming Lukiarti, menyatakan masih menyiapkan tim untuk bernegosiasi dengan Ganjar. "Kami masih terus menjalin jaringan dengan yang lain," ujar Ming. Ia belum bisa menyebutkan siapa saja pakar dan akademikus yang disiapkan. Sambil menunggu pelaksanaan negosiasi, warga masih meminta alat berat di lokasi tapak pabrik semen ditarik.

ROFIUDDIN

Berita Terpopuler:
Ramadan, Omzet Pasar Tradisional Naik 20 Persen
Polisi Usut Intimidasi Terhadap Kader Demokrat
Ibunda Menteri Armida tutup Usia
MU Resmi Lepas Buttner ke Dynamo Moscow




Berita terkait

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

29 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

4 Maret 2024

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

29 Januari 2024

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

Walhi mengungkapkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan hilirisasi industri nikel di Maluku Utara.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

24 Januari 2024

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

Penelitian menyebutkan aktivitas industri nikel di Indonesia menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan secara masif.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

23 Januari 2024

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

Greenpeace mengkritik Gibran yang mengglorifikasi program hilirisasi nikel Presiden Jokowi. Industri ini dinilai banyak merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

21 Januari 2024

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

Dalam debat cawapres, calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md mengatakan kerusakan alam di bumi terjadi karena tingkah laku manusia.

Baca Selengkapnya

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

21 Januari 2024

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

Menurut Budisatrio Djiwandono, Prabowo-Gibran akan memberikan hukuman berat kepada pihak yang merusak alam.

Baca Selengkapnya

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

8 September 2023

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

Karhutla di Gunung Arjuna dan sekitarnya pertama kali terpantau muncul di kawasan Bukit Budug Asu, pada Sabtu, 26 Agustus lalu.

Baca Selengkapnya

Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

17 Agustus 2023

Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

Aulia menilai pidato Presiden Jokowi sangat mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap padat modal.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Lingkungan di IKN Nusantara Berpotensi Meluas

1 Juli 2023

Kerusakan Lingkungan di IKN Nusantara Berpotensi Meluas

Berbagai proyek infrastruktur IKN Nusantara memperparah kerusakan lingkungan di lokasi ibu kota baru itu ataupun di area sekitarnya

Baca Selengkapnya