Masyarakat Gunung Lemongan Dilatih Hadapi Bencana

Reporter

Jumat, 20 Juni 2014 04:31 WIB

Gunung Lemongan, Desa Papringan, Jawa Timur. TEMPO/David Priyasidharta

TEMPO.CO, Lumajang - Masyarakat desa di sekitar Gunung Lemongan Kabupaten Lumajang mendapat pelatihan pengurangan risiko bencana selama 10 hari sejak 15-24 Juni 2014. Pelatihan tersebut diberikan bagi masyarakat di desa-desa teratas lereng gunung api dengan ketinggian 1.676 meter di atas permukaan laut itu.

Aak Abdullah Al Kudus, tokoh pemuda pendiri Laskar Hijau, kelompok pemuda aktifis konservasi di lereng Gunung Lemongan, mengatakan desa-desa yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah desa-desa teratas seperti desa Sumber Petung Kecamatan Ranuyoso, desa Papringan kecamatan Klakah serta desa Salak kecamatan Randuagung. Kegiatan dilakukan secara bergilir masing-masing selama tiga hari.

Materi yang diberikan dalam kegiatan pelatihan tersebut antara lain, sosialisasi tentang karakter Gunung Api Lemongan, gerakan konservasi berbasis masyarakat, pelatihan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) dan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Kegiatan ini diselenggarakan bersama Muslim Aid dan didukung narasumber dari Pos Pengamat Gunung Api Gunung Lemongan serta fasilitator dari Kappala. (Baca:Kandungan Kimia Danau Gunung Lemongan Diteliti)



Menurut Aak, sampai saat ini BPBD Kabupaten Lumajang belum memiliki Rencana Kontingensi penanggulangan bencana gunung api Lemongan. Sehingga tidak ada panduan bagi pemerintah setempat dan penduduk jika sewaktu-waktu terjadi bencana gunung api Lemongan. Kondisi inilah yang memicu Laskar Hijau untuk mengambil peran ini.

<!--more-->

"Kami tidak bisa menunggu, karena bencana bisa datang sewaktu-waktu," ujar Aak yang juga selaku penyelenggara kegiatan ini.

Tujuan pelatihan ini adalah untuk membuka pemahaman masyarakat yang berada di sekitar Gunung Lemongan terkait dengan manajemen bencana, konsep peredaman risiko bencana, manajemen risiko bencana berbasis masyarakat, penanggulangan penderita gawat darurat dan upaya-upaya peneyelamatan dari ancaman letusan gunung api khususnya gunung Lemongan. (Baca:Rumah di Sekitar Gunung Lemongan Retak-retak)

Gunung Lemongan tercatat sebagai gunung paling aktif pada kurun waktu 1799-1899 di pulau Jawa. Gunung ini juga dikenal unik karena meletusnya tidak di puncak tapi di kaki-kakinya. Ini terbukti dengan keberadaan 60 bekas letusan atau pusat erupsi vulkanik parasitik yang terjadi pada masa pra sejarah, yang terdiri dari Kerucut Vulkanik atau gunung-gunung kecil sebanyak 36 buah, dan cekungan besar (Maar) sebanyak 24 buah. (Baca:Muncul Rekahan Baru di Sekitar Gunung Lemongan)

Dari 24 maar, 13 diantaranya terisi air yang masyarakat disebut dengan Ranu. Sampai saat ini Gunung Lemongan dinyatakan istirahat selama 116 tahun, tetapi bukan berarti mati, karena Gunung Sinabung di Sumatera pernah istirahat selama 160 tahun, bahkan Gunung Pinatubo di Philipina juga pernah istirahat selama 600 tahun tapi pada akhirnya meletus juga

DAVID PRIYASIDHARTA

Terpopuler:
Empat Saksi Penting Hambalang Meninggal, Kenapa?

KPK: Jangan Ada Lagi Menteri seperti Suryadharma

KPK Berencana Tempuh Jalur Hukum Soal Transkrip

Per 1 Juli 2014, Tigerair Mandala Tak Beroperasi

Tigerair Siap Bantu Pengembalian Tiket Mandala










Dalam kesempatan ini diluncurkan desain baru Brushstroke Roses dan Daisy Field.
Advertising
Advertising

Berita terkait

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.

Baca Selengkapnya

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.

Baca Selengkapnya

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.

Baca Selengkapnya