Belum Ada Kontrak, Distribusi Vaksin Imunisasi Telat
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Minggu, 15 Juni 2014 03:31 WIB
TEMPO.CO, Bandung - PT Bio Farma hingga kini belum mendistribusikan vaksin imunisasi dasar yang seharusnya sudah didistribusikan ke seluruh daerah di Indonesia sejak Mei 2014. Keterlambatan ini membuat sejumlah daerah sudah kehabisan vaksin.
“Distribusi terlambat karena Kementerian Kesehatan belum menandatangi kontrak baru pemesanan vaksin imunisasi dasar untuk tahun ini,” kata Mahendra Suhardono, Direktur Pemasaran PT Bio Farma, di Cisarua, Lembang, Bandung Barat, Sabtu, 14 Juni 2014.
Padahal penekenan kontrak setiap tahun biasanya dilakukan pada Februari–Maret sehingga pada April semua vaksin pesanan Kementerian Kesehatan bisa didistribusikan ke semua puskesmas dan rumah sakit di Indonesia. Akibat keterlambatan ini, PT Bio Farma banyak menerima keluhan dari daerah.
“Banyak daerah yang mempertanyakan kenapa vaksin imunisasi belum dikirim, padahal daerah sudah kehabisan vaksin imunisasi,” kata Mahendra.
Rahman Rustan, Corporate Secretary PT Bio Farma, menambahkan, setiap tahun pemerintah memesan 18-20 juta vaksin imunisasi dasar. Vaksin tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan 4,5-5 juta bayi yang lahir setiap tahun. Vaksin tersebut terdiri atas BCGi, Hepatitis B, Polio, dan DPT. “Nilai order pemerintah setiap tahun berkisar Rp 500 miliar,” katanya. (Baca: Kasus Flu Burung, Bio Farma Hanya Siapkan 5.000 Vaksin)
Sejak 2013, Bio Farma sudah membuat vaksin baru, Pentabio, untuk imunisasi dasar. Vaksin yang dapat mencegah penyakit DTP-HB-Hib (vaksin jerap difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B rekombinan, haemophilus influenzae tipe b) ini, sudah didistribusikan ke empat provinsi, yakni Jawa Barat, Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Barat pada tahun lalu. “Tahun ini vaksin Pentabio akan didistribusikan ke 33 provinsi di Indonesia,” kata Rahman.
Bio Farma juga memproduksi Flubio, vaksin yang dapat mencegah penyakit flu selama setahun. Menurut Rahman, vaksin Pentabio dan Flubio merupakan produk baru Bio Farma. Pentabio diproduksi sebanyak 4,5-5 juta dosis, sedangkan Flubio untuk kebutuhan nasional saja sekitar 500 dosis. Dengan bertambahnya dua produk tersebut, laba Bio Farma bertambah 20 persen dari omzet. “Dengan bertambahnya dua produk baru itu, omzet Bio Farma sekitar Rp 1, 8 triliun,” ucap Rahman. (Baca:Indonesia Bisa Bikin Vaksin Virus MERS)
ENI SAENI
Terpopuler:
Sebulan Hilang, Polisi Duga Wisnu Tjandra Sembunyi
SBY Berikan Beasiswa S2 ke Anak Tukang Becak
Keluarga Korban Penculikan Temui Pimpinan DPR
MA Hukum KPK Bayar Rp 100 Juta
Ujian SMP/MTs, 2.335 Siswa Tak Lulus