Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga disebut menerima dua buah unit mobil, yakni Toyota Harrier bernomor polisi B-15-AUD senilai Rp 670 juta dan Toyota Vellfire berpelat nomor B-6-AUD seharga Rp 735 juta. Juga, dana kegiatan survei pemenangan di Kongres Partai Demokrat sebesar Rp 478.632.230. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
"AU (Anas Urbaningrum) punya obsesi menjadi presiden sehingga perlu kendaraan politik dan dana. Di Dutasari, Athiyyah duduk sebagai komisaris," kata Bambang melalui pesan pendek, Sabtu, 31 Mei 2014.
Selain membangun Dutasari, kata Bambang, Anas yang sudah bergabung di Partai Demokrat itu membangun perusahaan bernama Permai Group bersama kolega Anas di Demokrat, Bendahara Umum M. Nazaruddin.
Menurut Bambang, perusahaan-perusahaan itu jadi alat untuk mengumpulkan dana. "Caranya, lewat pengurusan proyek-proyek yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, mendapat fee 7-22 persen. Beberapa di antaranya proyek Hambalang dan proyek pemerintah lain di Kementerian Pendidikan dan di BUMN," ujarnya.
Anas, kata Bambang, menggunakan sebagian dana yang diperoleh itu untuk mencalonkan diri pada Kongres Demokrat 2010 yang diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat. Duit itu dipakai untuk memberikan fasilitas kepada pendukung Anas, dan juga untuk menyiapkan posko pemenangan Anas sebagai calon ketua partai berlambang Mercy itu.
Anas Urbaningrum pada Jumat, 30 Mei 2014, menjadi terdakwa kasus Hambalang. Dia didakwa dengan tiga dakwaan yang meliputi tindak pidana korupsi dan pencucian uang. Bekas Ketua Umum Demokrat itu resmi ditetapkan sebagai tersangka pada 22 Februari 2013.