Malaysia Hentikan Pembangunan Mercusuar di Tanjung Datu  

Reporter

Rabu, 21 Mei 2014 21:50 WIB

Bagian dalam mercusuar EDAM DSI 1720 yang masih berfungsi dan bisa dikunjungi wisatawan di Pulau Edam, Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (23/9). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri mengetahui adanya pembangunan tiang pancang mercusuar yang dilakukan pihak Malaysia di wilayah Tanjung Datuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene mengatakan, setelah berkoordinasi dengan kementerian terkait, pembangunan tiang pancang itu tak dibenarkan.

"Lokasinya berada di dalam garis landas kontinen Indonesia berdasarkan perjanjian RI–Malaysia tahun 1969," kata dia, Rabu, 21 Mei 2014.

Menurut dia, Malaysia pun telah menghentikan pembangunan tiang pancang rambu suar tersebut. Pemerintah Indonesia juga mendesak dibentuknya Tim Teknis Delimitasi Batas Maritim dari kedua negara untuk membahas masalah ini dalam waktu dekat di Jakarta. (Baca: Pantau Mercusuar Malaysia, TNI Kirim Kapal Perang)

Sebelumnya, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menyatakan, sejak kemarin, Selasa, 20 Mei 2014, tak ada lagi aktivitas pembangunan tiang pancang mercusuar yang dilakukan pihak Malaysia di wilayah Tanjung Datuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir, mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima dari petugas patroli, tak ada lagi kapal-kapal Negeri Jiran yang berada di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia tersebut.

"Laporan tersebut kami terima terakhir sekitar pukul 12.00 WIB tadi," kata Manahan saat dihubungi Tempo, Rabu, 21 Mei 2014.

Permasalahan ini muncul akibat pihak Malaysia yang berupaya membangun mercusuar di wilayah abu-abu, atau masih disengketakan Indonesia-Malaysia, di Tanjung Datuk, sejak Ahad, 19 Mei lalu. Awal mula kejadian, TNI AL memperoleh informasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan yang menemukan aktivitas di lokasi tersebut.

Sebuah kapal milik Dirjen Perhubungan Laut melihat setidaknya ada enam kapal berbendera Malaysia bergerak di lokasi tersebut. Keenam kapal tersebut terdiri atas tiga unit kapal tunda atau tugboat dan tiga kapal tongkang sarat logistik. Selain itu, petugas Dirjen Perhubungan Laut juga melaporkan ada satu unit kapal perang AL Malaysia yang mengawal.

MUHAMMAD MUHYIDDIN






Berita Terpopuler
Mahfud Dijanjikan Jabatan Lebih daripada Menteri
Kecewa pada PKB, Mahfud: Selesai Tugas di Partai
ITB Tak Otomatis Terima Siswa Bernilai UN Tinggi

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

4 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

6 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

6 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

7 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

7 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

8 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

14 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

15 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

17 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya