TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan mengusulkan peraturan daerah yang melindungi masyarakat dari serbuan komoditas dan tenaga kerja asing jelang Asean Free Trade Area 2015. "Nanti dibuat perda. Akan diusulkan menjadi inisiatif dewan, materi kami yang siapkan," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo setelah bertemu dengan Konsulat Jenderal RI untuk Perth, Australia Barat, di Gedung Grahadi, Kamis, 8 Mei 2014.
Misalnya di bidang kesehatan. Pada akhir 2015 nanti menjelang pembentukan Masyarakat Ekonomi Asean 2016, setiap dokter khususnya yang masuk ke Jawa Timur akan disaring. Mereka harus bisa berbahasa Indonesia plus Madura. "Bagaimana bisa ditempatkan di Madura, kalau nggak bisa bahasa Madura?" ujar Soekarwo.
Tenaga dokter asing juga harus memiliki kemampuan khusus lantaran Indonesia beriklim tropis. Penyakit tropis yang ditemukan di negara ini berbeda dengan negara bermusim dingin. Soekarwo mencontohkan Australia yang tidak memiliki penyakit tifus. Di negara dingin, seseorang yang terkena pilek bisa dibiarkan sampai tubuhnya membentuk antibodi sendiri. Sedangkan flu di Indonesia termasuk penyakit tropis yang tidak bisa diperlakukan sama. "Penyakit tropis itu di (Univesitas) Harvard saja nggak bisa, di Jerman juga nggak ada mata pelajaran itu."
Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga akan menyaring komoditas. Konsulat Jenderal beserta Badan Pengawas Obat dan Makanan akan menjadi barisan terdepan untuk memeriksa barang-barang impor di pintu masuk. Badan Pengawas Obat dan Makanan diminta untuk tidak hanya aktif mengontrol barang impor di toko, tapi juga di pelabuhan udara, laut, dan berbagai pintu masuk barang.
Pemerintah provinsi akan menaikkan standar barang impor mulai dari produk makanan hingga kecantikan. Pada dasarnya, kata Soekarwo, Masyarakat Ekonomi tidak akan melarang barang masuk ke suatu negara. Tetapi memproteksi barang yang tidak baik termasuk kecocokannya dengan kulit Asia untuk produk kosmetik. "Jangan sampai aktif di toko. Kasihan pemilik toko, dikira sudah legal ternyata ada masalah."
Dalam pertemuan dengan Konsulat Jenderal RI untuk Perth, Soekarwo juga meminta bantuan terkait dengan masalah proteksi keras pemerintah Australia terhadap produk hortikultura dari luar Australia. Selama ini Jawa Timur kesulitan memasukan komoditas manggis dan salak. Padahal, dalam pertemuan 2012, kedua komoditas itu sudah diperbolehkan untuk dikirim ke Australia. "Kami tagih untuk segera ditindaklanjuti."
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita lain:
Berita terkait
Bos Apindo Kepri Curhat ke Zulhas: FTZ Batam Seperti Dikebiri, Banyak Regulasi yang Membatasi..
18 Desember 2023
Kepada Mendag Zulkifli Hasan atau Zulhas, bos Apindo Kepri mengeluhkan kondisi FTZ Batam saat ini yang seperti tengah dikebiri. Apa maksudnya?
Baca SelengkapnyaKPK Bakal Tetapkan Tersangka di Kasus Pengaturan Cukai Rokok di Tanjungpinang
11 Agustus 2023
KPK akan melakukan penetapan tersangka dalam kasus dugaan korupsi soal pengaturan barang kena cukai dalam pengelolaan
Baca SelengkapnyaPerusahaan AS Powin LCC Tertarik Investasi Industri Semikonduktor di Batam
21 Juli 2023
Perusahaan ramah lingkungan asal Amerika Serikat Powin LCC tertarik membenamkan investasi di Batam.
Baca SelengkapnyaMelihat Gelaran Tokyo Drift Ala Batam di Area Mirip Parkiran Mal
14 September 2021
Baru-baru ini media sosial dihebohkan lewat aksi gelaran mirip Tokyo Drift di wilayah Batam, Kepulauan Riau, Indonesia.
Baca SelengkapnyaKPK Sita 3 Kardus dan Satu Koper Dokumen Soal Cukai Rokok dari Kantor FTZ Bintan
2 Maret 2021
KPK menyita sejumlah dokumen yang diduga berkaitan dengan cukai rokok dari kantor Free Trade Zone Kabupaten Bintan
Baca SelengkapnyaPTA Diteken, Mozambik Janjikan Free Trade Zone untuk Indonesia
28 Agustus 2019
Setelah PTA diteken, Pemerintah Mozambik menjanjikan kemudahan bagi investor Indonesia masuk dengan free trade zone
Baca SelengkapnyaIni Janji Kepala BP Batam untuk Pulihkan Kejayaan Batam
19 Oktober 2017
Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo berjanji mengembalikan kejayaan Batam, termasuk menaikkan pertumbuhan menjadi 7 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah Buat Kantor Khusus di Batam untuk Tarik Investor
28 Juli 2015
Pemerintah akan menyelesaikan persoalan zona perdagangan bebas, dan kawasan industri di Batam, Bintan, dan Karimun agar dapat menarik investor
Baca SelengkapnyaLangkah Strategis Perlu Hadapi Trade Promotion Authority
1 Juli 2015
Indonesia Siapkan langkah strategis pasca pengesahan perpanjangan regulasi tentang Trade Promotion Authority (TPA) oleh Kongres Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaMenteri Hatta Tak Setuju Zona Perdagangan Bebas Dicabut
12 September 2011
Ia menganggap free trade zone telah berjalan dengan baik.
Baca Selengkapnya