Seorang warga membaca papan bertuliskan penyitaan terhadap aset Anas Urbaningrum di daerah Mantrijeron, Yogyakarta, (12/4). KPK menyita dua aset milik Anas Urbaningrum di Mantrijeron, Yogyakarta dan tanah di Desa Panggungharjo, Bantul. ANTARA/Noveradika
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi kembali memeriksa bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. "Untuk penyidikan kasus pencucian uang," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha dalam siaran persnya, Rabu, 30 April 2014. (Baca: Eks Bendahara Demokrat Jadi Saksi Cuci Uang Anas)
Menurut dia, hari ini KPK juga menjadwalkan pemeriksaan lima saksi untuk kasus yang sama. Mereka adalah Assosiate Vice President Mandiri Sekuritas Munadi Herlambang (Baca: Didatangi KPK, Rumah Ayah Munadi Herlambang Sepi), staf Fraksi Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat Eva Ompita Soraya, dan pegawai swasta Mochamad Najib. Dua lainnya adalah mantan sopir PT Anugrah Nusantara, Hidayat, serta Herry Sunandar yang juga seorang sopir. Munadi juga merupakan Wakil Sekretaris Bidang Pemuda dan Olahraga Partai Demokrat saat Anas masih Ketua Umum.
Anas dijebloskan ke dalam tahanan KPK sejak 10 Januari lalu. Ia menjadi tersangka dalam tiga kasus gratifikasi, yakni pada proyek Hambalang, pengadaan vaksin PT Bio Farma Bandung, dan pengadaan laboratorium kesehatan di Universitas Airlangga. Belakangan, ia juga ditetapkan sebagai tersangka pencucian uang. (Baca: Alasan Munadi Herlambang Tak Datangi KPK)
Dalam pengusutan kasus pencucian uang itu, KPK telah menyita sejumlah aset Anas, antara lain tiga bidang tanah di Bantul dan dua di Kelurahan Matirejo, Daerah Istimewa Yogyakarta; serta tanah dan bangunan di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.
