Jurnalis di Lembata Tuntut Berantas Premanisme  

Reporter

Selasa, 18 Maret 2014 09:30 WIB

Sejumlah wartawan Aliansi Jurnalis Anti Kekerasan berdoa bersama dan tabur bunga saat berunjuk rasa "Stop Kekerasan terhadap Jurnalis" terhadap rekan mereka, Jurnalis Harian Metro, Aryono Linggoto yang terbunuh di Manado, (26-11). TEMPO/STR/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Kupang - Aksi unjuk rasa sejumlah wartawan di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang tergabung dalam Forum Wartawan Lembata di rumah jabatan bupati setempat ricuh karena para wartawan dihadang polisi pamong praja (Sat Pol PP) kala hendak bertemu Bupati Yance Sunur.

Para kuli tinta ini menggelar aksi unjuk rasa terkait dengan aksi pengancaman yang dilakukan dua pengawal Bupati Lembata terhadap wartawan Flores Pos, Maxi Gantung. Wartawan itu diancam akan dibunuh jika masih memberitakan tentang kejelekan Bupati Lembata.

"Kami dihadang oleh Pol PP untuk masuk rumah jabatan sehingga sempat ricuh antara wartawan dan anggota Pol PP," kata wartawan Flores Pos, Maxi Gantung, yang dihubungi Tempo, Selasa, 18 Maret 2014.

Aksi unjuk rasa yang digelar, Senin, 17 Maret 2014 hingga petang kemarin dilakukan sejumlah wartawan di Kabupaten Lembata di sejumlah lokasi, seperti polres, kantor bupati dan rumah jabatan Bupati Lembata. "Di rumah jabatan, kami hanya diterima oleh Sekda Lembata. Padahal, Bupati berada dalam rumah jabatan itu," katanya.

Dalam tuntutannya para wartawan yang tergabung dalam forum wartawan Lembata itu menuntut Polres Lembata untuk memberlakukan Undang-Undang Antiteror tahun 2001 dan UU Pers No 40 Tahun 1999.

Mereka juga menuntut agara pemerintah daerah segera mengumumkan status salah seorang pengancam bernama Setu. Apakah dia tenaga honorer Lembata atau hanya sekedar pengawal Bupati. Wartawan menilai orang itu bertindak seolah-olah sebagai humas dan sangat arogan. "Jika dia (Setu) tenaga kontrak, maka segera dipecat," kata koordinator aksi Elias Ruli Making.

Mereka juga menuntut Bupati Lembata agar segera mengosongkan rumah jabatan dari para preman karena rumah jabatan bukan tempat penampungan preman untuk menebar teror di Lembata. "Jika tuntutan kami tidak dipenuhi, maka kami akan memboikot pemberitaan di Pemkab Lembata," tegasnya.

Wakil Bupati Lembata Viktor Mado Watun menyayangkan aksi pengancaman terhadap Maxi Gantung oleh Setu cs. Namun, Viktor mengaku pemecatan terhadap Setu bukan kewenangannya, melainkan sekretaris daerah. "Saya sangat sayangkan, tapi keputusan ada ditangan Sekda," katanya.

Maxi Gantung diancam dibunuh oleh dua orang preman yang diduga orang suruhannya Bupati Lembata terkait dengan pemberitaan Bupati Lembata ke Mataram usai diberhentikan DPRD setempat karena diduga terlibat berbagai kasus di daerah itu.

YOHANES SEO




Terpopuler:




Pesan Lengkap Elite Demokrat Soal Jokowi
Malaysia Airlines Terbang Rendah Hindari Radar
Anggun dan Andien di Pernikahan Anak Sekretaris MA




Advertising
Advertising

Berita terkait

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

33 hari lalu

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

33 hari lalu

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

"Dewan Pers akan memantau betul peristiwa ini, memastikan proses hukumnya berjalan, dan memastikan korban dalam perlindungan," ujar Arif Zulkifli.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI Diduga Siksa Jurnalis di Halmahera Selatan, KontraS: Tak Manusiawi

33 hari lalu

Anggota TNI Diduga Siksa Jurnalis di Halmahera Selatan, KontraS: Tak Manusiawi

Danlanal Ternate meminta maaf atas insiden kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Bacan, Halmahera Selatan.

Baca Selengkapnya

AJI Kecam Penyerangan Wartawan dengan Air Keras di Bangka Belitung

27 November 2023

AJI Kecam Penyerangan Wartawan dengan Air Keras di Bangka Belitung

AJI mendesak kepolisian untuk segera mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku

Baca Selengkapnya

Kekerasan Jurnalis saat Kericuhan di Dago Elos, Polisi Bandung Bungkam

17 Agustus 2023

Kekerasan Jurnalis saat Kericuhan di Dago Elos, Polisi Bandung Bungkam

Dua jurnalis mendapat kekerasan saat meliput di Dago Elos. Dipukul di bagian pundak, perut, paha, tangan, rambut dijambak, dan kepala dipentung.

Baca Selengkapnya

Wartawan Diserang saat Liput Diskusi tentang Golkar, Dewan Pers Dampingi Pelaporan ke Polisi

29 Juli 2023

Wartawan Diserang saat Liput Diskusi tentang Golkar, Dewan Pers Dampingi Pelaporan ke Polisi

Sejumlah wartawan diserang saat meliput diskusi tentang Partai Golkar di Restoran Pulau Dua, Senayan

Baca Selengkapnya

Polda Metro Terima Laporan Dugaan Penganiayaan Jurnalis di Acara Diskusi soal Golkar

27 Juli 2023

Polda Metro Terima Laporan Dugaan Penganiayaan Jurnalis di Acara Diskusi soal Golkar

Sejumlah jurnalis diserang saat meliput diskusi tentang Partai Golkar

Baca Selengkapnya

Jurnalis Diserang saat Diskusi tentang Golkar, AJI Jakarta Desak Polisi Tangkap Pelaku

27 Juli 2023

Jurnalis Diserang saat Diskusi tentang Golkar, AJI Jakarta Desak Polisi Tangkap Pelaku

Sejumlah jurnalis menjadi korban penyerangan saat meliput diskusi Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) di Restoran Pulau Dua, Senayan

Baca Selengkapnya

Baru Dieksekusi ke Rutan, 2 Polisi Penganiaya Jurnalis Tempo Dibawa Lagi ke Mapolda Jatim

6 Juni 2023

Baru Dieksekusi ke Rutan, 2 Polisi Penganiaya Jurnalis Tempo Dibawa Lagi ke Mapolda Jatim

Pemindahan dua tahanan penganiaya jurnalis Tempo ini dikhawatirkan sebagai upaya mengulur masa penahanan.

Baca Selengkapnya

Laporan Yayasan Tifa: Kekerasan terhadap Jurnalis di Level Mengkhawatirkan

21 Mei 2023

Laporan Yayasan Tifa: Kekerasan terhadap Jurnalis di Level Mengkhawatirkan

Jumlah kasus kekerasan terhadap jurnalis per tahun masih di atas 40 kasus.

Baca Selengkapnya