Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum (depan kedua dari kanan) didampingi (dari kiri) Ketua Advokasi dan Bantuan Hukum, Denny Kailimang, Bendahara Umum Sartono Hutomo, dan Wakil Sekretaris jendral Saan Mustofa dalam penandatanganan pakta integritas di DPP Demokrat, Kamis (14/2). Ketua Umum bersama segenap Dewan Pengurus Partai demokrat menandatangani Pakta Integritas yang diminta Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Sartono Hutomo diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi selama sekitar delapan jam. Pria yang kerap disebut sebagai sepupu Susilo Bambang Yudhoyono itu diperiksa untuk kasus korupsi penerimaan hadiah dalam kaitan dengan proyek Hambalang dengan tersangka bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
"(Ditanya) hubungan kami dengan Mas Anas Urbaningrum selama ini," ujar Sartono seusai pemeriksaan di gedung KPK, Selasa, 4 Maret 2014.(baca: KPK Periksa Sepupu SBY Terkait Kasus Anas)
Ia menolak menjawab pertanyaan ihwal materi pemeriksaan yang baru dia jalani. "Mohon tanya ke penyidik apa-apa yang sudah dipertanyakan," ucap Sartono.
Sartono juga menolak berkomentar banyak perihal peranannya dalam sengkarut korupsi SKK Migas, termasuk apakah betul ia mencoba menggelar pertemuan agar SKK Migas memenangkan PT Rekayasa Industri (Rekin). "Rekin enggak kenal saya, Rekin enggak kenal," tuturnya.
Begitu pula ketika Sartono ditanya pewarta ihwal seberapa besar pengaruh keponakannya, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, dalam kasus SKK Migas. "Hatur nuhun, (terima kasih) ya," ujarnya dalam bahasa Sunda sembari menembus kerumunan jurnalis untuk masuk ke mobilnya. Mobil Toyota Innova hitam bernomor polisi B-115-UDY lantas membawanya keluar dari gedung KPK.
Nama Sartono santer muncul dalam kasus korupsi SKK Migas. Ia disebut-sebut menghubungi Ketua Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat Sutan Bhatoegana untuk mempertemukannya dengan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono.
Tujuan pertemuan itu yakni membahas pemenang lelang proyek migas untuk pembangunan konstruksi terintegrasi instalasi bawah laut Gendalo-Gehem. Staf Sartono, Eka Putra, sempat mengontak Sutan dan memintanya mendukung PT Rekayasa Industri sebagai pemenang tender proyek Gendalo-Gehem.