DPR Uji Empat Calon Hakim MK Lagi  

Reporter

Selasa, 4 Maret 2014 08:46 WIB

Gedung Mahkamah Konstitusi/TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat kembali menguji kelayakan dan kepatutan calon hakim Mahkamah (MK) Konstitusi hari ini, Selasa, 4 Maret 2014. "Nanti pukul 10.00 WIB, empat calon hakim yang akan kami uji," kata anggota Komisi Hukum Ahmad Yani, kepada Tempo, Selasa, 4 Maret 2014.

Sayangnya, Yani tak hapal betul siapa nama empat calon hakim MK tersebut. Namun, menurut informasi yang diperoleh, keempat calon hakim yang diuji hari ini adalah Franz Astaani, Wahiduddin Adams, Aswanto dan Sugianto.

Yani mengatakan proses uji kelayakan dan kepatutan hari ini masih akan sama seperti kemarin, yakni dipimpin oleh delapan orang tim pakar. "Kami serahkan semuanya ke tim pakar. Kami hanya memutuskan setuju atau tidak," kata dia.

Saat disinggung soal "galak"-nya tim pakar kemarin saat menguji calon hakim MK, politikus Partai Persatuan Pembangunan ini malah setuju. Menurut dia, apa yang dilakukan tim pakar sudah benar. Sebab, untuk mencari hakim MK harus teliti dan tegas. "Jangan sampai yang dipilih orang-orang yang tak paham hukum tata negara."

Sesuai rencana, besok, Rabu, 5 Maret 2014, Komisi Hukum dan tim pakar akan menguji tiga calon hakim MK terakhir. Setelah itu, tim pakar menyerahkan rekomendasi dua hakim MK yang baru.

"Lusanya (Kamis, 6 Maret 2014) kedua nama hakim MK itu akan kami bawa ke sidang paripurna," kata Yani. "Kami yakin meski waktu mepet, tapi tak akan telat."

Kemarin, empat calon hakim MK Atma Suganda, Dimyati Natakusumah, Nikmatul Huda dan Edi Toet Hendratno diuji Komisi Hukum dan tim pakar. Hampir keempat calon hakim "ditelanjangi" oleh tim pakar. Berbagai pertanyaan sulit dan menyudutkan harus mereka jawab di depan media yang diizinkan meliput.

Total pendaftar hakim konstitusi ke Komisi Hukum DPR sebanyak 12 orang. Sembilan orang dengan latar belakang akademisi, yakni Sugianto, Ni'matul Huda, Atip Latipulhayat, Aswanto, Yohanes Usfunan, Atma Suganda, Agus Santoso, Edie Toet Hendratno, dan Ermansjah Djaja. Satu orang berlatar politikus yaitu Ahmad Dimyati Natakusumah, satu orang pensiunan Kementerian Hukum dan HAM Wahidudin Adams dan satu orang merupakan notaris yakni Franz Astani.



INDRA WIJAYA

Berita terkait

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

2 jam lalu

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

KPK memanggil Kepala Bagian Pengelolaan Rumah Jabatan Sekretariat Jenderal DPR RI Hiphi Hidupati dalam dugaan korupsi rumah dinas

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

1 hari lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

3 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

3 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

3 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

4 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

5 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

6 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

6 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya