Pasukan Paskhas TNI AU melakukan pembersihan landasan bandara Adisutjipto dari abu vulkanik gunung Kelud, Yogyakarta, Sabtu (15/2). TEMPO/Suryo Wibowo
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pembersihan abu vulkanik Gunung Kelud di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta hingga saat ini belum sepenuhnya bisa ditangani pemerintah daerah dengan baik. Masih banyak sisa abu di jalan raya. Padahal masa tanggap darurat abu vulkanik Kelud yang ditetapkan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X pada 14 Februari lalu akan berakhir pada 21 Februari mendatang.
Meski demikian, Sultan merasa lega karena kebersihan Bandar Udara Adisutjipto dinilai sudah memadai. Personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) DIY telah dikerahkan untuk membantu membersihkan bandara hingga pukul dua dinihari. Selain itu, 16 mobil pemadam kebakaran juga turut dikerahkan. “Yang penting (bandara) tetap bersih dan bisa dibuka,” kata Sultan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Gatot Saptadi menambahkan, pembersihan abu vulkanik membutuhkan waktu lama. Harapan paling besar adalah turunnya hujan. “Yang diutamakan saat ini adalah sekolah bisa beraktivitas dan perekonomian berjalan kembali,” kata Gatot.
Berdasarkan pantauan Tempo pada Rabu pagi, abu vulkanik di sepanjang jalan raya sudah relatif bersih. Hanya, banyak abu vulkanik yang masih dibiarkan menumpuk di tepi jalan. Ada pula tumpukan abu vulkanik yang berada di tengah jalan, seperti di ujung utara Jalan H.O.S. Cokroaminoto. Karung-karung plastik berisi abu juga masih menumpuk baik di tengah maupun di tepi jalan untuk menunggu giliran diangkut.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyatakan Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar apel pembersihan debu vulkanik pada Rabu pagi. Apel itu melibatkan semua komponen Kota Yogyakarta dengan tujuan menciptakan kenyamanan belajar-mengajar di sekolah. Adapun sebelumnya Sultan telah mencanangkan aksi bersih-bersih bersama di lingkungan sekolah dan pasar pada 17-18 Februari 2014.
”Apakah dua hari cukup untuk bersih-bersih? Enggak cukup,” kata Haryadi di Kepatihan.