TEMPO.CO, Pangkalpinang - PT Gunung Pelawan Lestari (GPL) yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dituding telah melakukan perusakan terhadap 11 makam leluhur yang dikeramatkan oleh masyarakat Dusun Air Abik, Desa Gunung Muda, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka.
Selain itu, hutan adat yang dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat juga tak luput dari penjarahan yang dilakukan PT GPL. "Perusakan makam leluhur ini sebetulnya telah kami laporkan ke Polres Bangka pada 5 Desember 2013 lalu. Namun, hingga kini, tidak ada kelanjutan. Polisi hanya memeriksa pelapor saja," ujar Mat Jais, warga Dusun Air Abik, dalam pertemuan masyarakat Kecamatan Belinyu dan Riau Silip, Ahad, 19 Januari 2014, kemarin.
Menurut dia, makam leluhur tersebut memiliki empat buah nisan. Masyarakat sekitar percaya jika makam tersebut memiliki kekuatan magis. "Hutan adat kita yang dijarah juga memiliki kekuatan magis. Menurut kepercayaan kita, hutan itulah jantung Pulau Bangka. Jika itu dirusak, maka akan menimbulkan bencana bagi masyarakat di Pulau Bangka," ujar Mat Jais.
Ia mengatakan, hutan adat di daerah mereka sudah dijarah oleh pihak PT GPL. "Kita tidak tahu lagi harus bagaimana. Laporan yang kita sampaikan kepada bupati, DPRD, gubernur, staf ahli menteri, hingga anggota DPR juga telah disampaikan. Kami khawatir jika tidak diselesaikan, akan menimbulkan konflik seperti di Mesuji," ujar dia.
Panglima Dewan Pemuda Bangka Belitung Johan Murod mengataka penyerobotan lahan di makan leluhur masyarakat dan hutan adat tidak bisa dibiarkan. "Ada ketidakadilan yang dirasakan masyarakat. Kita minta agar pemerintah daerah lebih berhati-hati mengeluarkan izin bagi perusahaan yang ingin membuka perkebunan sawit," ujar dia.
