TEMPO.CO, Malang - Pemerintah Kota Malang menganggarkan Rp 17 miliar untuk keluarga miskin yang belum terlindungi program Badan Perlindungan Jaminan Sosial (BPJS). Total, ada sebanyak 10 ribu jiwa yang akan menerima alokasi tersebut.
"Dalam masa transisi BPJS, masyarakat miskin juga harus dilindungi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Supranoto, Senin, 6 Januari 2013.
Proses validasi data membutuhkan waktu selama sebulan. Dengan demikian, dipastikan masih akan terjadi penambahan ataupun pengurangan jumlah keluarga miskin yang belum terlindungi asuransi kesehatan.
Sejauh ini, sebanyak 103 keluarga miskin telah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Sedangkan 30 ribu lainya terdata sebagai peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
Peserta Jamkesmas langsung migrasi ke program BPJS yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Peserta Jamkesda yang didanai APBD Kota Malang dan Provinsi Jawa Timur masih dalam tahap proses administrasi menuju program BPJS.
Sekretaris Komisi Kesejahteraan Rakyat, Tri Yudiani, berharap asuransi kesehatan tepat sasaran. "Tahun lalu masih banyak warga miskin yang belum terlindungi Jamkesda." Saat itu, banyak keluarga miskin yang melaporkan tak terdaftar sebagai penerima Jamkesda.
BPJS Malang melayani pendaftaran peserta Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sejak program diluncurkan 1 Januari 2014 lalu, rata-rata setiap hari sebanyak 900 orang mendaftar secara mandiri. "Pembayaran bisa dilakukan di BRI, Bank Mandiri, dan BNI," kata Kepala BPJS Cabang Malang Raya Bimantoro, Jumat, 3 Januari 2014.
Iuran peserta per jiwa setiap bulan terbagi dalam tiga jenis. Yakni, untuk perawatan kelas 3 sebesar Rp 25.500, kelas 2 Rp 42.500, sedangkan kelas 1 Rp Rp 59.500. BPJS bekerja sama dengan 11 rumah sakit di Malang Raya. Jika terjadi tunggakan, peserta bisa didenda sekitar dua persen dari jumlah tunggakan.
Jika iuran tak dibayar selama tiga bulan, pelayanan bisa dibekukan sampai tunggakan dilunasi. Perusahaan yang melanggar diancam hukuman kurungan dan denda Rp 1 miliar. Sejauh ini, jumlah total peserta mencapai 1,2 juta orang serta tercatat empat ribuan perusahaan.
EKO WIDIANTO
Terpopuler
Farhat Abbas Ungkap Kekasih Cut Tari
KontraS: Lima Hal Janggal di Penggerebekan Ciputat
Megawati Segera Umumkan Capres PDIP
Mega Didorong Restui Jokowi Jadi Capres
Berita terkait
3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri
4 hari lalu
Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri
Baca SelengkapnyaUpaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri
7 hari lalu
Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.
Baca Selengkapnya1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata
7 hari lalu
Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.
Baca SelengkapnyaBeri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan
24 hari lalu
Posko OPOR Bu Bidan didirikan untuk mendekatkan layanan kebidanan kepada pemudik, khususnya akses bagi perempuan, ibu hamil dan menyusui
Baca SelengkapnyaEmpat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza
45 hari lalu
Empat dokter dari AS, Prancis dan Inggris memberi kesaksian di PBB tentang sistem layanan kesehatan di Gaza yang runtuh dan kekejian Israel.
Baca SelengkapnyaHari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia
56 hari lalu
Perempuan memainkan peran penting dalam bidang kesehatan. Ada berbagai peranan perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga
Baca SelengkapnyaDikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok
1 Maret 2024
Dokter-dokter di Korea Selatan masih melanjutkan aksi mogok, meski masyarakat mengecam dan pemerintah mengancam.
Baca SelengkapnyaGaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?
29 Februari 2024
Ribuan dokter magang di Korea Selatan menolak untuk kembali bekerja meski diancam penangguhan izin medis.
Baca SelengkapnyaHampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?
21 Februari 2024
Di Korea Selatan, dokter umum ternyata diupah rendah, sementara dokter bedah plastik dan dokter kulit dalam praktik swasta dibayar paling tinggi.
Baca SelengkapnyaPemkab Bogor Gelar Temu Inovator 2024, Berharap Bisa Kembangkan Ratusan Desanya
30 Januari 2024
Temu Inovator yang diselenggarakan setiap tahun disebutkan untuk meneruskan pembangunan prioritas di daerah itu.
Baca Selengkapnya