Waktu Berkunjung Dipangkas, Atut Mengeluh

Reporter

Editor

Febriyan

Senin, 6 Januari 2014 18:19 WIB

Gubernur Banten, Atut Chosiyah menuju mobil tahanan setelah menjalani proses pemeriksaan KPK, Jakarta, 20 Desember 2013. KPK resmi menahan Atut dalam kasus dugaan suap penanganan sengketa Pemilu Kada Lebak, Banten di Mahkamah Konstitusi. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Banten Atut Chosiyah mengeluhkan sejumlah peraturan ketat yang diterimanya dalam Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Pengacara Atut, Firman Wijaya, menyatakan bahwa kliennya merasa peraturan seperti waktu berkunjung dan lainnya terlalu ketat.

"Ibu Atut jelas kecewa, dia merasa peraturan itu terlalu ketat untuknya yang selalu ingin bertemu keluarganya," kata Firman kepada Tempo, Senin, 6 Januari 2013.

Atut menjadi tahanan KPK sejak akhir Desember 2013. Dia ditahan setelah menjadi tersangka kasus korupsi pengadaan alat-alat kesehatan di Provinsi Banten dan kasus suap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar (sekarang mantan Ketua MK). Politikus Golkar ini pun dititipkan di Rumah Tahanan Pondok Bambu karena KPK khawatir Atut menghilangkan barang bukti ataupun mempengaruhi saksi-saksi.

Firman mengatakan, Atut memprotes kebijakan rutan yang memangkas waktu berkunjung, yang sebelumnya lima hari menjadi tiga hari dalam sepekan. Dia mengatakan, kebijakan ini membuat keinginan Atut untuk selalu dekat dengan keluarganya terkekang. "Bu Atut selalu ingin dengan keluarganya, terutama anak perempuannya dan anak yang paling kecil," ujarnya.

Selain itu, Firman mengatakan, Atut juga membutuhkan kelonggaran terkait dengan tugasnya sebagai Gubernur Banten. Urusan surat-menyurat terhambat karena kebijakan rutan dan KPK yang ketat. “Mau minta tanda tangan saja susah, harus izin KPK, tapi juga tidak diperbolehkan,” ujarnya.

Di Rutan Pondok Bambu, Atut mendekam di kamar Paviliun Cendana (C13). Kamar tersebut berukuran 4 X 6 meter dan dihuni oleh 16 orang tahanan, termasuk Atut dan Direktur PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman, tersangka kasus korupsi impor daging sapi di Kementerian Pertanian.

AFRILIA SURYANIS

Terpopuler
KontraS: Lima Hal Janggal di Penggerebekan Ciputat
Farhat Abbas Ungkap Kekasih Cut Tari
Megawati Segera Umumkan Capres PDIP
Mega Didorong Restui Jokowi Jadi Capres


Berita Terkait :
Golkar Anggap Survei Soal Atut Buang-buang Waktu
Golkar Sindir Dinasti Politik Partai Lain
Golkar Restui Rano Karno Gantikan Atut
Tak Bisa Kelola Banten, Atut Akan Protes ke KPK
Masalah Banten Mulai Muncul, Atut Sulit Ditemui













Advertising
Advertising

Berita Terpopuler :







KontraS: Lima Hal Janggal di Penggerebekan Ciputat
Farhat Abbas Ungkap Kekasih Cut Tari
Mega Didorong Restui Jokowi Jadi Capres
Megawati Segera Umumkan Capres PDIP
SBY Minta Pertamina Tinjau Kenaikan Harga Elpiji
Lembaga Kajian Syiah Tutup Gara-gara Surat MUI Yogya













Berita terkait

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

6 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

8 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

16 jam lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

1 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

1 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

1 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

2 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

2 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya