Keok dalam Pilkada, Massa Enthus Ancam Serbu KPU
Editor
Elik Susanto
Senin, 28 Oktober 2013 07:35 WIB
TEMPO.CO, Slawi - Tadi malam, ribuan orang memadati Sanggar Satria Laras, padepokan sekaligus tempat tinggal Enthus Susmono, di Desa Bengle, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Hingga dinihari, Senin, 28 Oktober 2013, warga terus berdatangan dengan sepeda motor dan mobil bak terbuka.
Raut muka mereka tampak tegang. Berdesak-desakan di pendopo utama sanggar, mereka berusaha merangsek masuk. Mengenakan blangkon dan kain putih panjang yang diselempangkan di pundak, Enthus tampak galau. Sejak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tegal melansir hasil penghitungan cepat (quick count) pemilihan Bupati Tegal, tawa lepas dan guyon khas dalang kondang itu sirna seketika.
"Kepingan-kepingan bom itu telah terkumpul. Tinggal dipencet tangan-tangan jahat KPU," kata Enthus, calon Bupati Tegal yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa itu. Berpasangan dengan Ketua Muslimah Nahdlatul Ulama Kabupaten Tegal, Umi Azizah, Enthus mendapat nomor urut empat.
Dari hasil penghitungan cepat KPU, Enthus hanya meraih 147.584 suara (28 persen). Rival utamanya yang bernomor urut lima, Moh Edi Utomo-Abasari, unggul dengan 255.416 suara (48 persen). Tiga pasangan calon lain hanya meraih suara di bawah 10 persen. Penghitungan cepat itu dari 70 persen surat suara sah yang masuk dan dihentikan kemarin sore. "Ini baru sementara. Sebab, KPU menetapkan kemenangan pasangan calon dari hasil penghitungan manual," kata Divisi Pemungutan dan Penghitungan Suara KPU Tegal, Saepudin, Ahad petang.
Hasil penghitungan cepat KPU berbeda jauh dengan data Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Dari penghitungan cepat yang mengambil sampel 235 tempat pemungutan suara (dari total 2.595 TPS), selisih perolehan suara Enthus dan Edi hanya 0,1 persen.
"Enthus Susmono unggul dengan perolehan 34,25 persen. Sedangkan Moh Edi Utomo meraih 34,15 persen," kata Divisi Riset LSI, Laela Fitriyana, saat konferensi pers di Hotel Karlita Kota Tegal, Ahad.
Warga berduyun-duyun dari Kecamatan Bojong, Bumijawa, dan Banjarnegara. Mereka berusaha mengklarifikasi berita itu ke rumah Enthus dan kantor KPU Tegal. "Kalau tidak dicegah polisi, bisa jadi mereka menyerbu kantor KPU," ujar Enthus.
Dia menuturkan, arak-arakan ribuan orang yang sudah tiba di Kecamatan Lebaksiu sudah dihalau untuk kembali ke rumah masing-masing. Namun, seribuan pendukung dari kecamatan lain tetap membanjiri rumah Enthus sejak Ahad petang hingga Senin dinihari. "Saya tidak menemui mereka, nanti dikira saya yang ngundang," ujar Enthus, si dalang wayang kulit yang terkenal itu.
DINDA LEO LISTY