Suap Akil Diduga Disiapkan Kasir Kepercayaan Wawan  

Reporter

Kamis, 24 Oktober 2013 09:15 WIB

Pengusaha, Tubagus Chaeri Wardana atau Wawan memasuki mobil tahanan setelah menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu (16/10). Wawan menjalani pemeriksaan lanjutan terkait dengan kasus dugaan suap kepengurusan sengketa pemilihan umum kepala daerah di Lebak, Banten, yang melibatkan Ketua Mahkamah Konstitusi non aktif, Akil Mochtar. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah diperiksa lebih dari lima jam oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi kemarin, Yayah Rodiah, kasir sejumlah perusahaan milik keluarga Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang dikendalikan adiknya, Tubagus Chaeri Wardana, masih gesit menghindar dari kejaran wartawan. Tak ada kata yang ia ucapkan, padahal ia saksi kunci. “Dia diperiksa sebagai saksi TCW (Tubagus Chaeri Wardana),” kata Kepala Pemberitaan KPK Priharsa Nugraha. baca pula: Wawan Wali Kota Malam di sini; Ini kantor Wali Kota Malam di sini)

Ini kali kedua Yayah diperiksa. Rabu pekan lalu, KPK juga memeriksa Yayah untuk Susi Nur Andayani.

Bersama Chaeri, Susi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terhadap Ketua Mahkamah Konstitusi (kini nonaktif) Akil Mochtar terkait dengan pengaturan putusan sengketa pemilihan kepala daerah Lebak, Banten. Susi adalah pengacara salah satu penggugat yang dekat dengan Atut.

Bersama dua karyawan bagian keuangan PT Bali Pacific Pragama, Dadang Priatna dan M. Awaludin, Yayah tak boleh bepergian ke luar negeri. Ketiganya dianggap sebagai saksi penting dalam pengusutan kasus dugaan suap pilkada Lebak. Dadang dan Awaludin sudah diperiksa KPK. Keduanya juga memilih menghindar dari wartawan.

Menurut sumber Tempo, Yayah diduga berperan dalam memberikan uang Rp 1 miliar kepada Susi untuk menyuap Akil. Duit suap itu sudah disita KPK di rumah orang tua Susi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Ihwal pemberian uang ke Susi ini, ujar sumber tersebut, sudah ditanyakan kepada Yayah ketika diperiksa untuk Susi pada pekan lalu. “Dia diduga yang menyiapkan uang itu,” kata dia.

Seorang pengusaha di Banten mengatakan, Yayah merupakan “kasir” sejumlah perusahaan Chaeri. Selain karyawan PT Bali Pacific, dia menyatakan Yayah sempat menjabat Direktur Utama PT Buana Wardana Utama, perusahaan yang dikendalikan Chaeri.

Menurut akta notaris Untung, Yayah juga tercatat sebagai Komisaris Utama PT Ciputra Mandiri Internusa. Dalam situs Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, Chaeri tercatat sebagai pemegang saham mayoritas perusahaan itu. Perusahaan tersebut juga tercatat pernah menggarap proyek di Banten. Misalnya, proyek pelebaran jalan Ciruas-Petir-Sorok/batas Kabupaten Lebak senilai Rp 4,256 miliar.

Kemarin, Tempo menyambangi alamat kantor itu. Menurut akta notaris Untung, perusahaan tersebut beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Kaveling 60, Jakarta Selatan. Ketika alamat itu didatangi—yang ternyata Menara Sudirman—tak ada nama PT Ciputra Mandiri Internusa di sana. Menurut situs Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, perusahaan ini tercatat beralamat di lantai 23 Gedung Artha Graha, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan. Tempo tak menemukan perusahaan itu di alamat tersebut. Di lantai 23 gedung ini hanya ada PT Amas Internusa.

Pengacara Chaeri, Pia Akbar Nasution, belum mau berkomentar ihwal peran orang-orang di luar kliennya serta permainan proyek Chaeri. “Kami fokus ke Mas Wawan (Chaeri) saja,” katanya.

FAIZ NASHRILLAH | KHAIRUL ANAM | ANTON APRIANTO


Terpopuler
Airin Wali Kota Siang, Wawan Wali Kota Malam
Inilah Kantor Wawan Sebagai Wali Kota Malam
Wah, Wali Kota Airin Dalam Incaran KPK
Miing Bagito: Jalan Banten Rusak oleh Lamborghini
Indra: Ini Timnas U19, Bukan Panitia Haji
Bunda Putri Disebut Tak Lulus SMA Cilimus
4 Alasan BlackBerry Akan 'Mati' di Indonesia
Bunda Putri Sering Mengaku Alumnus Minyak ITB 75
Miing: Airin Pernah Audisi Figuran Bagito Show
Warga Batam Siaga Kerusuhan
Kantor Diubek-ubek KPK, Anak Buah Airin Bungkam

Berita terkait

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

13 jam lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

16 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

23 jam lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

1 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

1 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

1 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

2 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

2 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya