Polisi membuka penutup mulut tersangka Wawan dan Ade saat gelar perkara bersama barang bukti dalam kasus penjambretan dan pembunuhan terhadap Fransisca Yofie di Bandung, Jawa Barat, (13/8). TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Bandung - Ini kesaksian seorang petugas pengamanan wisma, Suro, di dekat lokasi kejadian perkara pertama kasus pembunuhan Fransisca Yofie di Jalan Setra Indah Utara II, Kota Bandung. Suro biasa berjaga tiap malam hingga subuh di sebuah pos sekitar 70 meter dari rumah kos Sisca Yofie.
Suro menuturkan, Sisca mulai tinggal di rumah Jalan Setra Indah Utara II No. 11 milik M. Sinurat sekitar 2 tahun lalu. Sisca, kata Suro, satu-satunya orang luar yang menumpang di rumah jembar berhalaman cukup luas itu.
"Sebelum dia (Sisca) ada mahasiswa perempuan yang tinggal di situ," kata Suro pada Rabu malam, 14 Agustus 2013.
Suro biasa melihat Sisca keluar-masuk rumah Sinurat pada pagi dan sore hampir tiap hari. "Kalau melintas dan ketemu, dia biasa menyapa saya, 'Sedang jaga?'. Dulu dia biasa pakai mobil Karimun merah," kata dia.
Suro membenarkan dia pernah melihat beberapa orang yang mengawasi rumah kos Sisca menjelang bulan puasa pada Agustus 2012 lalu. Orang-orang ini, menurut dia, bukan polisi. Mereka adalah anak-anak muda yang biasa kongko di sekitar simpang Jalan Cipedes Tengah-Dr Sutami.
Para pemuda ini duduk dekat pagar di seberang pos tempat Suro berjaga. "Saya tanya ada apa? Mereka bilang disuruh anggota polisi mengawasi cewek yang tinggal di rumah itu (nomor 11). Cewek yang tinggal di situ, ya, dia (Sisca). Katanya dia bawa barang negara," kata pria 30-an tahun ini.
Para pengintai ini datang ke Setra Indah Utara tiap hari. Mereka semua sekitar lima orang. "Mereka mengintai pagi atau siangan dan sore, sekitar si cewek biasa pergi dan pulang untuk kerja. Yang mengintai satu-dua orang bergiliran tapi orangnya yang itu-itu juga," kata Suro.
Ia tak tahu siapa polisi yang menyuruh orang-orang itu mengintai. "Mereka (para pengintai) cuma bilang disuruh polisi dari polda, enggak nyebut nama," kata dia.