Riset Situs Gunung Padang Dihentikan Sementara
Editor
Yandi M rofiyandi TNR
Jumat, 13 September 2013 15:13 WIB
TEMPO.CO, Cianjur - Penelitian terhadap Situs Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terpaksa dihentikan sementara. Sebab, peneliti dari Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) yang melanjutkan penelitian pada pekan lalu diserang sekelompok orang.
"Untuk penelitian lanjutan, kami tunggu suasana kondusif dan tenang dulu. Lagi pula rencananya kami mau memaparkan hasil penelitian kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah," kata Ketua Tim Arkeologi TTRM, Ali Akbar, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat, 13 September 2013.
Dikatakan Ali, TTRM memang terdiri dari berbagai ilmu pengetahuan. Terakhir, tim geologi dari TTRM melanjutkan penelitian dengan metode scientific tomografi. Namun tim geologi itu dituding melakukan peledakan dalam kegiatan penelitiannya. Tudingan itu pun mencuat setelah para anggota dipukuli sekelompok orang yang diduga bukan warga sekitar Gunung Padang.
"Pada hari Kamis, 5 September 2013 lalu, sekitar pukul 15.30 WIB, datang sebanyak 20 orang meneriaki tim dengan bahasa kasar. Lantas mereka memukuli setelah menuduh tim telah melakukan perusakan terhadap Situs Gunung Padang. Mereka juga memukuli juru pelihara Situs Gunung Padang ketika melerai dan menjelaskan tentang kegiatan tim," ia menjelaskan.
Ali pun menerangkan, metode tomografi yang dilakukan tim geologi tersebut tak seperti yang ditudingkan. Menurut dia, semua peneliti pasti menggunakan metode penelitian nondestruktif dalam melakukan penelitiannya. Terlebih yang diteliti tim adalah situs megalitikum yang sampai saat ini masih menyimpan misteri dalam proses pembentukannya.
"Isu dibom atau diledakkan itu hanya provokasi, terutama yang dilontarkan sekelompok orang yang mungkin mempunyai kepentingan. Anggota tim sendiri dalam melakukan penelitian di Gunung Padang sudah melakukannya berulang kali. Bahkan, sebelum meneliti, tim melakukan simulasi dan sosialisasi kepada masyarakat dalam melakukan penelitiannya. Itu dilakukan agar warga tidak kaget," ujarnya.
Metode tomografi, Ali melanjutkan, menyerupai metode CT scan yang ada di rumah sakit. Dengan menanam alat di permukaan tubuh akan dipancarkan suara kecil sehingga dapat diketahui kerusakan di dalam tubuh manusia tanpa harus memotongnya. Sementara untuk metode tomografi menggunakan petasan kecil berukuran 2,5 sentimeter yang ditanam di permukaan tanah. Suara yang dihasilkan petasan itu nantinya akan ditangkap reflektor untuk mendapatkan hasil yang diinginkan peneliti.
"Penelitian dengan metode tomografi ini juga sebetulnya tidak dilakukan di zona inti, tepatnya di sebelah timur jauh Gunung Padang, hampir dekat dengan sungai. Suara dari petasan itu juga tidak menggelegar. Tapi, karena wilayah ini merupakan daerah tambang, jadi kami dituding mencari emas dengan menggunakan peledak," ia menjelaskan.
Selanjutnya: "Sebetulnya penelitian yang dilakukan ini bukan untuk kelompok mana pun ...
Ali mengungkapkan, persoalan tersebut kini dipasrahkan kepada aparat Kepolisian Resor Cianjur. Intinya, Ali menambahkan, penelitian terhadap Gunung Padang jangan sampai merugikan warga, terutama di sekitar situs tersebut. Pihaknya pun bersikap terbuka terutama jika memang penelitian tersebut merugikan warga.
"Sebetulnya penelitian yang dilakukan ini bukan untuk kelompok mana pun dan kepentingan kelompok. Tapi untuk kepentingan warga dan negara Indonesia. Penelitian terhadap gunung ini pun bukan baru pertama kalinya. Yang jelas, para peneliti sendiri tidak ingin ribut, terutama dengan warga," ia membeberkan.
Kepala Polres Cianjur, Ajun Komisaris Besar Dedi Kusuma Bakti, mengaku telah mendapatkan laporan penganiayaan anggota peneliti TTRM yang dilakukan sekelompok orang. Ia menilai peristiwa tersebut terjadi akibat adanya kesalahpahaman sehingga tak perlu dibesar-besarkan.
"Sebetulnya penelitian itu tidak destruktif. Tapi, karena ada orang yang tidak tahu tapi berkomentar bahwa hal tersebut destruktif dan menyebabkan kerusakan, sehingga berita tersebut dibesar-besarkan," tuturnya.
Dedi menyebutkan, penelitian yang dilakukan tim geologi dari TTRM tersebut diketahui pihaknya. Menurut dia, penelitian sebetulnya bisa menggunakan berbagai macam metode. Namun, untuk menghindari hal serupa, ia telah meminta kepada peneliti untuk melakukan sosialisasi yang lebih detail, terutama kepada warga. Itu dilakukan agar tidak dimanfaatkan oknum-onum yang tidak bertanggung jawab.
"Peledakan itu identik dengan menghancurkan. Kalau ada saya yang paling depan menangani hal itu. Warga seharusnya jangan dibodohi dengan informasi-informasi dari pihak-pihak yang tidak paham atau pura-pura tidak paham. Karena itu, warga jangan terprovokasi dengan isu-isu yang tidak jelas. Yang jelas, persoalan ini akan kami tindak lanjuti karena hal tersebut merupakan penegakan hukum," katanya.
DEDEN ABDUL AZIZ
Terhangat:
Penembakan Polisi | Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Pencurian Artefak Museum Gajah
Berita terkait:
Presiden diminta Pimpin Riset Situs Gunung Padang
Ada Permukiman Saat Situs Gunung Padang Dibangun
Karya Seni Terbaik dari Zaman Neolitikum Ditemukan
Mafia dan Pencurian Artefak Emas Museum Gajah