TEMPO.CO, Tuban- Kepolisian Resor Tuban menetapkan siaga satu selama tiga hari pelaksanaan pemilihan kepala desa yang digelar serentak. Kabupaten Tuban Jawa Timur menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di 274 desa Senin 15 Juli 2013.
Kepolisian menurunkan lima hingga 10 personel berjaga di setiap desa yang menggelar pilkades. Jumlah itu belum termasuk anggota TNI Angkatan Darat, dan satuan Polisi Pamongpraja yang juga membantu pengamanan. Pengamanan ini dimulai sejak Ahad siang 14 Juli hingga selesai pencoblosan.
Sesuai teknis di lapangan, anggota intelijen Kepolisian Resor Tuban dan intelijen Komando Distrik Militer Tuban, juga turun membantu antisipasi pengamanan. Ini membantu polisi berpakaian dinas yang muncul di garis depan pengamanan. “Terutama di daerah rawan,” ujar Kepala Satuan Reserse Tuban Ajun Komisaris Polisi Wahyu Hidayat yang dihubungi Tempo Senin 15 Juli 2013.
Ditetapkannya status Siaga Satu karena polisi mencium ada sejumlah desa yang potensi rawan kerusuhan. Bahkan sejumlah desa juga melakukan sterilisasi bagi penduduk yang tidak punya Kartu Penduduk untuk masuk ke desanya. Hal itu terjadi di beberapa desa di Kecamatan Rengel. “Ya di desa kami, orang luar mesti diawasi,” ujar Amir warga Desa Sawahan Kecamatan Rengel, Tuban, pada Tempo 15 Juli 2013.
Pengetatan pengamanan di desa-desa bisa jadi karena juga isu money politik. Kondisi itu menjadi pemicu antara pendukung satu calon dengan calon lainya. Misalnya pengawasan polisi sehari menjelang pemilihan, malam hari hingga waktu fajar hingga pada saat penghitungan suara usai.
Mulai pukul 08.00 sekitar 750 personel polisi telah menggelar apel kesiagaan di Markas Polres Tuban. Polisi dari 20 Kepolisian Sektor, juga diperbantukan di masing-masing desa sekaligus tanggung jawab pengamanan. Dikabarkan Bupati Tuban Fatkhul Huda, juga Kepala Kepolisian Resor Tuban Ajun Komisaris Besar Polisi Ucu Kuspriyadi, juga pejabat lain akan berkeliling memantu pelaksanaan Polkades di 273 desa ini.