Teroris Telah Kembangkan Bom Nitrogliserin

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 26 Juni 2013 16:33 WIB

Puing-puing bangunan dan mobil di sekitar Sari Club pasca ledakan bom di Jl. Legian, Kuta, Bali, 16 Oktober 2002. DOK/TEMPO/Hariyanto

TEMPO.CO, Surakarta - Pola persenjataan kelompok teroris di Indonesia hingga saat ini terus berkembang. Salah satunya adalah temuan bom jenis nitrogliserin di sejumlah lokasi. Solo menjadi salah satu pusat pengembangan bom berdaya ledak tinggi tersebut.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyaad Mbai mengatakan bahwa sejumlah kelompok mencoba mengembangkan bom itu. "Salah satunya kelompok Badri di Solo," katanya seusai mengikuti acara diskusi di Restoran Goela Klapa Solo, Rabu 26 Juni 2013.

Badri ditangkap di sekitar rumahnya yang berada di Kelurahan Pajang, Solo, pada Oktober tahun lalu. Dalam penggeledahan yang dilakukan, polisi menemukan sejumlah bahan peledak. Setelah diperiksa di laboratorium forensik, bahan tersebut diidentifikasi sebagai bahan bom nitrogliserin.

Bom dengan jenis yang sama juga ditemukan saat polisi membongkar jaringan Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia (Hasmi) di bulan yang sama. Kelompok pimpinan Abu Hanifah itu ditangkap di Solo dan sekitarnya. Pada saat itu, polisi menyebut bahwa bom nitrogliserin yang ditemukan berdaya ledak tinggi, bahkan jauh lebih besar dibanding bom yang digunakan dalam Bom Bali.

Sedangkan Mei kemarin, polisi menangkap salah satu warga di Solo, Slamet Pilih. Dia disebut-sebut sebagai instruktur dalam meracik bom cair jenis nitrogliserin. Dia diduga menjadi bagian dalam kelompok Badri.

Menurut Ansyaad, kebanyakan dari mereka mendapatkan keahlian tersebut dari Poso. "Ada sekitar 300 orang yang berlatih membuat bom di sana," katanya. Sedangkan polisi baru berhasil menangkap sekitar 100 orang. "Masih banyak yang belum tertangkap," katanya menambahkan.

Hanya saja, dari keseluruhan alumni Poso, tidak semuanya menguasai keahlian dalam membuat bom cair tersebut. "Beberapa kelompok yang kemudian mencoba mengembangkannya," katanya. Yang dikhawatirkan, mereka menularkan keahliannya dalam meracik bom berdaya ledak tinggi ke kelompok lain.

Salah satu alumnus Afganistan, Abdul Rahman Ayub mengatakan bom nitrogliserin terinspirasi dari bom-bom buatan Rusia. "Dulu Rusia menggunakannya sebagai bom lempar," katanya. Mereka kemudian mempelajari kandungan bahannya dari bom-bom yang tidak meledak.

Menurut Ayub, Solo merupakan salah satu basis dari kelompok teroris yang menguasai keahlian membuat bom nitrogliserin. "Mereka masih terus mencoba mengembangkan," katanya. Untungnya, hingga saat ini bom jenis tersebut belum pernah digunakan dalam aksi teror.

Menurutnya, kelompok teroris sebenarnya sudah berhasil membuat bom tersebut secara cukup sempurna. Namun, mereka belum bisa membuat alat pemicu yang aman. "Sehingga selama ini mereka hanya bisa membuat dan menyimpannya," kata pria yang pernah menjadi petinggi Jamaah Islamiyyah di wilayah Australia tersebut.

AHMAD RAFIQ
Terhangat:
Ridwan Kamil
| Razia Bobotoh Persib| Puncak HUT Jakarta| Penyaluran BLSM| Ribut Kabut Asap


Baca Juga:
McDonalds Telah Menghapus Menu Makanan Halal

PKS: Dakwaan Luthfi Aneh dan Lucu

Mabes: Dua Polisi Tertangkap Bawa Rp 200 Juta

Ahok Kecewa dengan PKL

Mahdiana Kenalkan Djoko Susilo sebagai Andika

Polisi Tetapkan 9 Tersangka Pembakar Hutan

Laga Persib Vs Persija Bakal Dilarang di Jakarta




Berita terkait

Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

30 Juni 2022

Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

Pengadilan Prancis menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Salah Abdeslam, satu-satunya pelaku teror Paris 2015 yang masih hidup

Baca Selengkapnya

Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

10 Februari 2022

Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

Salah Abdeslam mengatakan bahwa ia tidak meledakkan rompi bom bunuh dirinya dalam serangan teroris di Paris, November 2015 yang menewaskan 130 orang

Baca Selengkapnya

Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

8 September 2021

Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

Prancis pada Rabu mengadili 20 orang terdakwa yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror di Bataclan, Paris, pada 13 November 2015.

Baca Selengkapnya

Teror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi

20 Juni 2017

Teror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi

Teror Paris kembali terjadi ketika pengemudi mobil sedan meledakkan diri saat berusaha menabrak iringan mobil polisi.

Baca Selengkapnya

Teror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame

7 Juni 2017

Teror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame

Pelaku penyerang perwira polisi di Katedral Notre-Dame, dalam teror di Paris, Selasa waktu setempat dalam aksinya sempat mengatakan: Ini untuk Suriah

Baca Selengkapnya

Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame

7 Juni 2017

Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame

Teror terjadi di Paris. Seorang pria menyerang polisi di depan Katedral Notre Dame, Paris.

Baca Selengkapnya

Pengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya  

12 Oktober 2016

Pengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya  

Pengacara sempat memprotes kamera pengawas di sel Abdeslam.

Baca Selengkapnya

Prancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor

1 Agustus 2016

Prancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor

Polisi Prancis menangkap dua orang yang diduga terlibat dalam
pembunuhan terhadap seorang pastor di sebuah gereja di Normandia.

Baca Selengkapnya

Pelaku Kedua Pembunuh Pastor di Prancis Bisa Diidentifikasi  

28 Juli 2016

Pelaku Kedua Pembunuh Pastor di Prancis Bisa Diidentifikasi  

Jenazahnya lebih sulit diidentifikasi daripada Kermiche karena tubuhnya sudah rusak dalam penembakan.

Baca Selengkapnya

JK: Terorisme Meluas dari Negara Gagal ke Negara Stabil  

16 Juli 2016

JK: Terorisme Meluas dari Negara Gagal ke Negara Stabil  

Sesi Retreat KTT ASEM membahas isu-isu mengenai Brexit, migrasi, terorisme, serta isu-isu keamanan dan perdamaian di kawasan itu.

Baca Selengkapnya