TEMPO.CO, Solo-Sebagian warga Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Surakarta mengeluhkan pembagian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) yang salah sasaran.
Bendahara RT 1 RW 4 Kelurahan Timuran, Suparto mengatakan ada warganya yang termasuk miskin, tapi tidak dapat BLSM. Sedangkan dari 8 orang penerima di wilayahnya, ada yang sebenarnya sudah pindah domisili tapi masih tercatat sebagai penerima.
"Kalau hitungan saya, mestinya ada lebih dari 10 orang yang berhak dapat BLSM. Ada yang pengangguran, pengemis, dan petugas parkir yang tidak dapat," ujarnya ketika ditemui di Kelurahan Timuran, Selasa, 25 Juni 2013.
Dia menilai pendataan penerima BLSM asal-asalan karena terbukti banyak salah sasaran. Dia berharap pemerintah memasukkan nama mereka yang berhak terima BLSM ke jadwal pembagian berikutnya. Akhirnya 8 warga RT 1 dan RT 2 mengadu ke kantor kelurahan. Warga membawa poster bertulisan "BLSM adem menyakitkan" dan "Balsem panas menyehatkan".
Sugiyo, 64 tahun, warga RT 1 RW 4 Timuran mengaku berpenghasilan Rp 10 ribu per hari. "Saya kerja serabutan," ujarnya. Dia berharap dapat BLSM karena beban hidupnya bertambah setelah harga BBM naik.
Warga RT 2 RW 4 Timuran, Purwanti, 52 tahun, mengaku terdaftar sebagai penerima bantuan langsung tunai (BLT). "Tapi kok sekarang tidak dapat?" katanya, menanyakan. Dia butuh uang untuk membiayai pengobatan anaknya yang keterbelakangan mental. Sebab penghasilan suaminya sebagai pekerja bengkel hanya Rp 105 ribu per minggu, sedangkan pendapatan dia sebagai buruh cuci tidak tentu.
Lurah Timuran Marnoto tidak bisa menjanjikan warganya bisa masuk dalam daftar penerima BLSM. Sebab ini program pusat dan langsung dikirim ke Kantor Pos tanpa melibatkan perangkat kelurahan. "Siapa yang dapat, siapa yang tidak dapat, saya tidak tahu," katanya.
Kepala Unit Pelaksanaan Operasional Kantor Pos Solo Winarto menegaskan tidak bisa melakukan apa-apa jika ada warga miskin yang tidak masuk daftar penerima BLSM.
UKKY PRIMARTANTYO