Ini Cerita Goenawan Mohamad Kejadian Senin Malam

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Rabu, 19 Juni 2013 10:51 WIB

Goenawan Mohamad. TEMPO/Zulkarnain

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Redaksi majalah Tempo Wahyu Muryadi menyatakan mundur sebagai Ketua Forum Pemred terhitung mulai Selasa malam, 18 Juni 2013. Dia juga keluar dari organisasi yang belum lama ini menggelar pertemuan puncak di Bali. "Saya mengambil keputusan mundur dan keluar dari Forum Pemred setelah menerima masukan, saran, dan kritik dari berbagai kalangan, terutama dari internal Tempo," ujar dia.


Keputusan ini, kata Wahyu, diambil setelah forum klarifikasi internal Tempo, Senin 17 Juni 2013 lalu. Pada acara tersebut hadir sekitar 40 awak redaksi Tempo, mulai dari reporter, redaktur, direktur, hingga redaktur senior Goenawan Mohamad. Forum klarifikasi itu diadakan menyusul pertemuan puncak Forum Pemred di Bali yang mengundang banyak pertanyaan soal independensi Tempo.


Hari ini, Rabu 19 Juni 2013, Goenawan Mohammad--melalui akun facebook-nya, menuliskan status terbarunya. Dia menceritakan pertemuan Senin malam yang bersejarah bagi seluruh awak Tempo.


Dua hari yang lalu saya datang ke kantor Tempo untuk menemui S. Malela Mahargasarie, guna membicarakan penerbitan buku puisi saya, "Don Quixote" dalam dwi-bahasa.

Di tengah kesibukannya, Malela (dan Koko, atau Arcana Manikotama, desainer grafis) selama ini dengan murah hati membantu penerbitan buku-buku saya melalui Tempo.

Saya sangat jarang mengunjungi kantor Tempo. Sehari-hari saya di Komunitas Salihara. Hari itu, ketika saya sedang berbicara dengan Malela, rupanya para wartawan sedang berkumpul di ruangan lain. Mereka mau mendengarkan penjelasan Pemimpin Redaksi, Wahyu Muryadi tentang peremuan Forum Pemimpin Redaksi di Bali baru-baru ini.

Rupanya ada keresahan para wartawan itu melihat Pemimpin Redaksi menjadi Ketua Forum Pemimpin Redaksi -- apalagi melihat Forum itu menyelenggarakan pertemuan yang mewah di Nusa Dua, dengan beaya yang besar bukan dari kantong sendiri.

Seperti saya, dan banyak orang lain, para wartawan Tempo itu tak tahu apa tujuan Forum itu; kenapa pula pemimpin mereka mengetuainya. Para wartawan itu, (sebagaimana saya dengar hari itu), menolak untuk terlibat ke dalam organisasi yang tak jarang dipergunakan untuk "berjual-beli" informasi agar pas dengan kepentingan pemegang kekuasaan politik dan oligarki.

Sebagaimana merka katakan, kebanggaan wartawan Tempo sekarang (dengan gaji yang tak luar biasa) adalah karena bisa membuktikan diri: mereka profesional yang berani, jujur, dan teguh.

Komitmen untuk itu tak mudah, di tengah godaan zaman ini. Juga tak jarang berbahaya, dan umumnya tak enak -- terutama karena dianggap congkak.
Tapi seperti diingatkan seorang jurnalis perempuan di ruang rapat hari itu, jadi wartawan Tempo itu ibarat samurai yang memilih "jalan pedang": keras hati, terlatih, selalu siap dalam melihat dan berkonfrontasi dengan musuh -- dengan kekuatan yang kotor dan destruktif.

Maka mereka hari itu bertanya, mereka menggugat, mengapa justru Pemimpin Redaksi mereka aktif dalam pertemuan Bali yang dibeayai pengusaha besar dan BUMN?

Saya diajak ke dalam pertemuan. Saya terkesima dan terharu menyaksikan dari dekat bagaimana tradisi demokratis dan egaliter di Tempo masih hidup.

Toriq Hadad, Direktur, ada di sana, tapi tidak memimpin pertemuan. Wahyu Muryadi, Pemimpin Redaksi, mendengarkan dengan sabar semua kritik yang mendasar. Dan para wartawan mengutarakan pikirannya dengan jernih, terus terang tapi santun.

Tentu saja seperti biasa dalam pergaulan Tempo bertahun-tahun, ada humor. Hanya hari itu ada air mata: mereka sedih bila Pemimpin Redaksi tak menyadari bahwa dalam pertemuaan Bali itu ada yang tak sesuai dengan prinsip ethis Tempo.

Agak malu saya bahwa saya juga tak bisa menahan air mata. Saya terharu. Sebagian besar para wartawan itu ada di sana, menjadi para "samurai", jauh setelah saya tak aktif lagi. (Dalam jajaran redaksi, saya adalah redaktur senior -- kata lain dari "redaktur pensiunan" -- yang dapat honorarium sebagai penyumbang esei "Catatan Pinggir"). Tapi para wartawan itu, dalam umur yang mungkin separuh umur saya, meneguhkan kembali: jurnalis yang bermutu dalam kerja dan dalam kejujuran bukan hanya sebuah mithos. Mereka ada. Mereka riil.

Dan mereka dengan mudah mencapai kesepakatan dalam hal nilai-nilai dasar.

Tak mengejutkan bahwa dengan tanpa susah payah Wahyu Muryadi, menyadari kekhilafannya. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan Ketua Forum Pemimpin Redaksi.

Semua bertepuk tangan. Semua memeluk pemimpin dan kolega mereka, Wahyu.

Tak ada yang jadi pahlawan. Yang ada hanyalah orang-orang yang berusaha menjaga apa yang baik di tengah keculasan dan sinisme di masyarakat kita hari-hari ini.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Malam Ini, Tempo Media Group Umumkan Pemenang Indonesia Entrepreneur Challenge 2023

30 Agustus 2023

Malam Ini, Tempo Media Group Umumkan Pemenang Indonesia Entrepreneur Challenge 2023

Tempo Media Group akan menggelar malam penghargaan "Indonesia Entrepreneur Challenge 2023" (IEC) di Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta pada Rabu, 30 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya

TNI AD Gelar Bootcamp, Latih Wawasan Kebangsaan untuk Generasi Z

31 Juli 2023

TNI AD Gelar Bootcamp, Latih Wawasan Kebangsaan untuk Generasi Z

Indonesia telah memasuki masa bonus demografi yang berarti lebih banyak usia produktif atau kalangan muda.

Baca Selengkapnya

Rencana IPO Anak Usaha, Tempo Cermati Perkembangan Pasar

18 Mei 2022

Rencana IPO Anak Usaha, Tempo Cermati Perkembangan Pasar

Tempo Inti Media masih akan mencermati perkembangan pasar menyusul rencana IPO PT IMD.

Baca Selengkapnya

Wartawan Senior Tempo di Surabaya Zed Abidien Meninggal Dunia

17 Juli 2021

Wartawan Senior Tempo di Surabaya Zed Abidien Meninggal Dunia

Zed merupakan salah satu wartawan yang ikut menggagas berdirinya Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembawa Acara Talk Show Politik Populer Pakistan Diskors karena Kritik Militer

1 Juni 2021

Pembawa Acara Talk Show Politik Populer Pakistan Diskors karena Kritik Militer

Hamid Mir, jurnalis ternama dan pembawa acara talk show politik populer di Pakistan, diskors setelah mengkritik militer dan mendukung sesama jurnalis.

Baca Selengkapnya

Koran Tempo Beralih ke Digital, Pemred: Kualitas Jurnalistik Makin Baik

2 Februari 2021

Koran Tempo Beralih ke Digital, Pemred: Kualitas Jurnalistik Makin Baik

Pemimpin Redaksi Koran Tempo Budi Setyarso menyatakan keputusan beralih ke digital adalah keputusan strategis perusahaan, jauh sebelum pandemi.

Baca Selengkapnya

Mantan Pemimpin Redaksi Koran Tempo Meninggal, Selamat Jalan Daru Priyambodo

12 Desember 2020

Mantan Pemimpin Redaksi Koran Tempo Meninggal, Selamat Jalan Daru Priyambodo

Daru Priyambodo pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Koran Tempo sebelum purna tugas pada 2016.

Baca Selengkapnya

Volcano Run 2020 Sukses, Tempo Akan Gelar Mataram Run

8 Maret 2020

Volcano Run 2020 Sukses, Tempo Akan Gelar Mataram Run

Lomba Volcano Run 2020 sudah rampung digelar di Yogyakarta Ahad hari ini, 8 Maret 2020. Tempo bersiap menggelar lomba marathon yang lebih besar.

Baca Selengkapnya

Ini Daftar Bank dan Fintech Terbaik versi Tempo Financial Award

27 November 2019

Ini Daftar Bank dan Fintech Terbaik versi Tempo Financial Award

Tempo Financial Award 2019 memilih bank dan fintech terbaik. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Tarik Investasi Rp 200 Miliar, Tempo.co Akan Masuk Bursa Saham

18 Juni 2019

Tarik Investasi Rp 200 Miliar, Tempo.co Akan Masuk Bursa Saham

Tempo.co direncanakan go public pada Maret 2020.

Baca Selengkapnya