Sultan: Kenaikan Harga BBM Tidak Tepat Waktu

Reporter

Senin, 17 Juni 2013 18:49 WIB

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Yogyakarta-Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X, menegaskan kenaikan harga bahan bakar minyak, tidak dapat dihindari, untuk mengurangi subsidi. Namun, dia menegaskan, rencana itu tidak tepat waktu. “Kalau memang naik sudah sangat terlambat. Harusnya mengambil momentum yang pas. Kenapa pemerintah tidak cepat putuskan,” kata Sultan, di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Senin 17 Juni 2013.

Menurut Sultan, keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak, menimbulkan konsekuensi, seperti kenaikan harga kebutuhan pokok. Kenaikan itu, juga akan berdampak pada menurunnya jumlah ekspor Indonesia, sehingga Bank Indonesia harus bekerja keras mengatasi laju inflasi. “BBM ini kan sudah naik sebelumnya. BI harus tutup kekurangan,” katanya.

Sultan juga mengatakan, pemerintah saat ini tidak memiliki pilihan, selain menaikkan harga bahan bakar. Rencana itu, membuat daerah harus memastikan ketersediaan bahan bakar minyak. Sultan menjamin, tidak ada kelangkaan bahan bakar minyak di DIY. “Kami dapat jaminan, BBM tidak langka di Yogya, karena cukup mengambil di Depo Rewulu,” kata Sultan.

Selain menjamin ketersediaan BBM, Sultan juga menjamin pasokan barang kebutuhan masyarakat, seperti beras, telur, daging, dan ayam. Pemerintah DIY, akan membahas kompensasi bantuan langsung sementara masyarakat, melalui rapat kerja dengan pemerintah pusat. Sultan berjanji, akan menyampaikan aksi penolakan kenaikan bahan bakar minyak, kepada pemerintah pusat. “Kami besok ada raker di Jakarta. Mungkin membahas PNPM. Saya belum tahu persis, berkaitan dengan BLSM tidak,” katanya.

Ratusan mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (Kammi) DIY, hari ini, menolak kenaikan bahan bakar minyak. Mereka mendatangi Kantor gubernur, untuk menyampaikan aspirasi. Namun, mereka gagal bertemu Sultan. Mahasiswa tidak diizinkan masuk komplek kepatihan.

Juru bicara aksi mahasiswa, Robert Edy Sudarwan, mengatakan mahasiswa ingin menemui Sultan, untuk memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak. “Kami ingin sultan sampaikan pernyataan, kenaikan BBM bukan solusi satu-satunya. Jadi harus ditolak,” kata Robert.

Kammi menawarkan solusi, agar pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak untuk mobil pribadi. Sedangkan kendaraan roda dua dan umum, tidak perlu naik. Selain itu, pemerintah juga bisa menaikkan royalti dan pajak yang belum dibayarkan perusahaan minyak.

SHINTA MAHARAN

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

12 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

13 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

19 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

46 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

51 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

53 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

53 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

57 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya